
SERAYUNEWS – Kabar mengejutkan datang dari dunia industri kecantikan di Purbalingga. PT Tiga Putra Abadi Perkasa, pelopor industri bulu mata palsu yang berdiri sejak 1994, resmi menutup operasionalnya pada 3 Oktober 2025.
Perusahaan yang berlokasi di Kelurahan Purbalingga Lor itu kini menghentikan seluruh aktivitas produksi setelah lebih dari 30 tahun beroperasi.
Kepala Bidang Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Purbalingga, Yesu Dewayana, membenarkan kabar tersebut.
Menurutnya, penutupan dilakukan karena jumlah pesanan terus menurun sejak masa pandemi hingga akhirnya perusahaan kalah bersaing.
“Betul, sudah ada kesepakatan memang terkait efisiensi perusahaan. Perusahaan itu memang sudah tutup karena ordernya sudah kalah bersaing,” jelas Yesu, Senin (27/10/2025).
Sebanyak 135 karyawan terdampak akibat penutupan perusahaan tersebut. Namun, kata Yesu, seluruh hak karyawan telah dipenuhi sesuai aturan ketenagakerjaan.
“Alhamdulillah, perjanjian bersama antara perusahaan dan karyawan berjalan baik. Kompensasi siap diberikan. Besarannya pun dikalikan masa kerja, alhamdulillah kemarin saya nilai juga lumayan besar nilainya dan sudah sesuai aturan di tenaga kerja,” ujarnya.
Yesu menjelaskan bahwa pembayaran kompensasi akan dilakukan secara bertahap.
Tahap pertama dicairkan 25 Oktober 2025, dan tahap kedua satu bulan berikutnya.
“Besok, 50 persen sudah bisa masuk. Yang kedua, nanti di satu bulan berikutnya,” tambahnya.
Yesu menuturkan, perusahaan yang dulu sempat memiliki 2.000 karyawan itu kini tumbang karena perubahan tren industri.
Saat ini, perusahaan bulu mata dan rambut palsu di Purbalingga harus beradaptasi dengan teknologi mesin produksi.
“Sekarang sudah zamannya pakai mesin. Jadi perusahaan perlu melakukan penyesuaian, seperti misalnya di Royal, itu kemarin sudah mulai beralih ke mesin untuk mendukung jumlah order,” katanya.
Namun, ia menegaskan bahwa hasil buatan tangan manusia tetap memiliki keunggulan tersendiri.
“Kalau mesin itu pasti hasilnya beda, karena dia sudah di-setting sedemikian rupa. Sedangkan kalau buatan tangan itu bisa di-custom, dan biasanya lebih mendekati ke bentuk yang asli. Ini yang jadi khasnya di Purbalingga,” ujarnya.
Dengan penutupan PT Tiga Putra Abadi Perkasa, jumlah pekerja yang terkena PHK di Purbalingga per Oktober 2025 naik menjadi 384 orang.
Salah satu staf perusahaan, Yanto, membenarkan bahwa seluruh karyawan kini telah berhenti bekerja.
“Dahulu sempat mencoba bertahan, sempat ada pengurangan karyawan juga, tapi tetap tidak bisa bertahan. Akhirnya terpaksa harus tutup,” ungkapnya.