Pembelajaran tematik terpadu adalah konsep dasar dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada kurikulum 2013 di Sekolah Dasar yang sudah ada dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.
Pembelajaran tematik yang disebut dengan pembelajaran terpadu sebagai terjemahan dari integrated teaching and learning. Bahkan ada juga yang menyebutnya dengan integrated curriculum approach (pendekatan kurikulum terpadu), atau a coherent curriculum approach (pendekatan kurikulum yang koheren). Tematik itu sendiri adalah pembelajaran yang bertema, sedangkan terpadu adalah pembelajaran yang mencakup beberapa mata pelajaran yang saling berkaitan. Jadi, pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang mencakup beberapa mata pelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran itu sendiri menjadi satu dan kalau sudah terbentuk akan memiliki tema yan saling berkaitan dengan beberapa mata pelajaran tersebut.
Pembelajaran pada masa pandemi diharuskan belajar dirumah karena adanya pandemi covig-19. Mewabahnya pandemi Covid-19 pada akhir tahun 2019 yang pertama kali ditemukan pertama kali di Wuhan, Tiongkong memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai lini kehidupan termasuk pada kegiatan pembelajaran menjadi terganggu (Zhou et al., 2020; Tian et al., 2020). Tidak hanya belajar-mengajar dari rumah, diterapkan istilah work at home dan sempat juga Indonesia terlockdown hanya dirumah saja, benar-benar semuanya dirumah saja demi meminimalisir penularan virus covid-19.
Semenjak pandemi berlangsung mau tidak mau pembelajaran dilaksanakan secara daring atau belajar jarak jauh yang harus menuntut pendidik menjadi kreatif dengan cara yang sedemikian rupa untuk mengajarkan materi pembelajaran agar materi yang diajarkan tersampaikan dengan baik dan yang terpenting peserta didik dan guru dalam belajar-mengajar tidak harus tatap muka demi meminimalisir penyebaran virus covid-19. Peserta didik diharuskan untuk belajar dari rumah dan menerima materi pembelajaran dari pendidik yang dilakukan melalui berbagai media seperti halnya menggunakan media pembelajaran berbasis video.
Media video pembelajaran dianggap tepat digunakan saat pandemi Covid-19 karena mudah digunakan dan dapat diikuti oleh seluruh peserta didik (Trisnadewi, 2020; Susmiati, 2020; Alami, 2020). Hal tersebut sangat efektif karena pembelajaran secara tatap muka dirasa tidak efektif di masa pandemi sehingga guru menemukan solusi pada pembelajaran daring/ jarak jauh agar peserta didik mampu belajar dengan baik dan mengerti materi yang disampaikan guru. Media video ini juga mempermudah guru dalam menyampaikan sebuah pesan kepada peserta didiknya yaitu sebuah materi pembelajaran.
Selain itu, selama masa pandemi pendidik tidak dapat menemui peserta didik secara langsung, maka media video pembelajaran dianggap tepat untuk memudahkan pendidik menjelaskan materi-materi pembelajaran (Atsani, 2020). Kemudian, media video pembelajaran juga dianggap mengatasi kebosanan dan kejenuhan peserta didik saat belajar di rumah, jadi peserta didik tidak hanya membaca materi sendiri dan mengerjakan tugas yang diberikan guru melainkan mendengarkan, melihat menyimak, dan memperhatikan video pembelajaran yang dibuat guru untuk sarana pembelajaran sehingga media video ini menarik siswa agar siswa senang untuk belajar. (Hadi, 2017).
Terdapat beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran (Arsyad, 2006), yaitu: 1) memperjelas penyajian informasi yang diberikan oleh guru sehingga memperlancar proses pembelajaran. 2) Meningkatkan motivasi, interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan, proses belajar mandiri, dan perhatian siswa. 3) Mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu. 4) Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang pristiwa-peristiwa dilingkungan mereka. Hal tersebut sangat cocok dengan masalah pada saat ini yaitu pembelajaran di era pandemi yang mengharuskan belajar dari rumah atau jarak jauh.
Media video juga memiiki kelemahan seperti berikut ini: 1) Opposition, video diambil dengan cara tidak tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya. 2) Material Pendukung, video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada di dalamnya. Alat proyeksi yang dimaksud adalah infocus dan layar. 3) Kendala susah jaringan internet sehingga tidak bisa mengakses video pembelajaran.
Penulis
Silfiana Damayanti(182180106)
Mahasiswa PGSD Semester 6C
Universitas Muhammadiyah Purworejo