
SERAYUNEWS – Di tengah duka akibat bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, solidaritas warga kembali menguat.
Sejumlah pemuda dari Garda Pro Syamsul (GPS) bersama Himpunan Mahasiswa Komputer dan Bisnis (Himatris) Politeknik Negeri Cilacap turun ke jalan untuk menggalang donasi bagi korban longsor Majenang.
Aksi sosial berlangsung selama tiga hari di satu titik utama, yaitu simpang Blue Moon Cilacap.
Para relawan mengajak pengguna jalan untuk berpartisipasi meringankan beban warga Majenang yang terdampak bencana.
Gerakan ini menjadi bukti kuatnya kepedulian masyarakat Cilacap terhadap sesama, terutama saat warga Majenang masih berjuang bangkit dari musibah yang menewaskan puluhan orang tersebut.
Ketua GPS, Nafis Isnain Faturizqi, menegaskan bahwa gerakan ini merupakan bentuk nyata solidaritas tanpa batas. Menurutnya, kepedulian sosial harus tetap hidup dalam kondisi apa pun.
“Memang apa yang kita lakukan ini tidak seberapa, tetapi semoga ini bisa menjadi bukti bahwa masyarakat Cilacap masih peduli dengan sesama dan memberi semangat teman-teman saudara-saudara kita yang terdampak di tanah longsor Majenang,” ujar Nafis, Selasa (18/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa aksi ini merupakan hasil kolaborasi antara pemuda GPS dan mahasiswa Himatris PNC untuk memperluas jangkauan bantuan serta memberikan dukungan moral kepada para korban.
“Kita di Garda Pro Syamsul berkolaborasi dengan mahasiswa, khususnya dari Himpunan Mahasiswa Komputer dan Bisnis Politeknik Negeri Cilacap. Kami terjun langsung ke lapangan untuk korban terdampak bencana itu,” tambahnya.
Relawan juga telah menyiapkan mekanisme penyaluran yang berfokus pada kebutuhan mendesak para korban.
“Nantinya hasil penggalangan dana ini akan kami salurkan langsung kepada yang berwenang,” tutur Nafis.
Dari pihak mahasiswa, semangat empati dan pengabdian menjadi alasan utama keterlibatan mereka.
“Ini sebagai bentuk kita mahasiswa menunjukkan simpati dan empati pada sesama. Diharapkan dapat membantu korban dan relawan,” ujar Augie Aristito Sudiarto dari Himatris PNC.
Hingga hari keenam operasi pencarian, tim SAR telah menemukan 16 korban dalam kondisi meninggal dunia. Sementara tujuh orang lainnya masih dinyatakan hilang, dan proses pencarian terus dilakukan secara intensif.