SERAYUNEWS – Insiden jatuhnya wisatawan di wahana wisata jembatan kaca The Geong di Limpakuwus beberapa hari lalu, mendapat banyak sorotan.
Pengamat Wisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Chusmeru, menyoroti soal keberadaan alat keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Chusmeru menilai, bukan hanya perlengkapan K3, karyawan di obwis mestinya juga dapat bekal keterampilan penanggulangan kecelakaan dan bencana.
Sehingga jika terjadi kecelakaan, pihak pengelola dan karyawan siap untuk melakukan tindakan penyelamatan.
“Semestinya, peralatan K3 merupakan bagian dari SOP. Apalagi objek yang punya wahana jembatan kaca, seperti The Geong. Wahana semacam itu sangat rentan dan berpotensi terjadinya kecelakaan,” katanya, Minggu (29/10/2023).
Menurut Chusmeru, keberadaan peralatan K3 akan membuat wisatawan merasa tenang berkunjung. Hal itu menjadi nilai tambah, karena memberikan jaminan keselamatan dan kenyamanan wisatawan.
“Pengamatan saya, hampir semua obwis di Banyumas, khususnya yang outdoor belum memiliki kesiapan penyediaan K3,” ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, dia mengimbau Pemkab Banyumas melakukan monitoring dan evaluasi seluruh obwis di Banyumas. Jika perlu, K3 jadi syarat wajib bagi yang memiliki wahana berpotensi kecelakaan wisatawan.
“Jadikan kesiapan peralatan K3 sebagai syarat Sertifikasi Kelayakan wahana di obwis. Jika tidak tersedia, berikan sanksi teguran atau penutupan sementara sampai tersedia K3 nya,” kata dia.
Sebelumnya, dua orang wisatawan jatuh dari ketinggian sekitar 10 meter. Mereka jatuh karena kaca pada jembatan The Geong pecah. Dari dua korban itu, satu di antaranya meninggal dunia.