Cilacap, serayunews.com – Hingga Juni 2019, temuan HIV/AIDS di Kabupaten Cilacap tercatat mencapai 1.444 kasus. Diantara seribuan kasus itu, 25 pelajar yang mengidap HIV AIDS. Anga tersebut berdasarkan data Dinas Kesehatan Cilacap dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Cilacap.
Manajer Kasus Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Cilacap Rubino Sriadji mengatakan, pihaknya berusaha membentengi para generasi muda di Cilacap khususnya pelajar. Caranya dengan sosialisasi pada pelajar. Selain pelajar, mereka yang berprofesi sebagai guru sudah ada beberapa yang tertular. Hal tersebut menjadi persoalan baru yang harus diselesaikan, apalagi mereka yang seharusnya bisa menjadi teladan.
“Perlu ada gerakan yang dimulai dari semua sektor. Maka dari itu, mari kita membangun generasi yang sehat,” ungkapnya kepada wartawan pada Rabu (31/7/2019).
Selain pelajar dan guru yang terindikasi mengidap HIV AIDS, tercatat ada 54 kasus calon pengantin yang mengidap HIV/AIDS. Kemudian h para pekerja, dan beberapa pegawai negeri sipil atau aparatur sipil negara ada puluhan kasus HIV/AIDS.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Kuswantoro mengatakan, jumlah tersebut sudah termasuk pasien yang dari luar daerah atau pendatang. Sedangkan jumlah temuan di Cilacap pada 2018 baru mencapai 1.285 kasus.
“Pendatang itu yang bukan orang asli Cilacap. Karena sekarang HIV masih stigma, jadi orang itu malu untuk berobat di daerahnya sendiri. Begitu juga sebaliknya, ada orang Cilacap yang berobat diluar daerah,” katanya.
Saat ini, kata dia, pihaknya menemui beberapa kendala dalam menemukan kasus HIV/AIDS. Karena yang mudah ditemukan atau dideteksi adalah yang berada di lokasi tertentu, ibu hamil, yang mengidap TBC juga sekarang diperiksa HIV, waria, dan beberapa lainya.
“Justru yang susah untuk ditemukan adalah yang tidak bisa dijangkau. Seperti kelompok suka sesama jenis itu sangat sulit dan justru mereka yang sekarang paling banter penularannya,” katanya.