Menurut penuturuan warga, buaya itu diperkirakan memiliki panjang sekitar 3 meter. Untuk mengantisipasi agar buaya tidak ke darat dan tidak menakuti warga, tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Konservasi Wilayah Cilacap bersama dengan Masyarakat Mitra Polisi Kehutanan (MMP) Pandu Nusa Buana melakukan patroli pada Kamis (15/10/2020).
Menggunakan dua perahu, petugas melakukan penyisiran dan pencarian di lokasi yang sering terlihat kemunculan buaya muara.
“BKSDA bersama dengan MMP Pandu Nusa Buana baik dari Selok dan Nusakambangan Timur serta Barat melakukan patroli dan melacak keberadaan buaya. Tim juga sekaligus membawa peralatan evakuasi buaya, apabila di lapangan ditemukan buaya tersebut,” ujar Wahyono Restanto Pengendali Ekosistem Hutan di Resor Konservasi Wilayah Cilacap BKSDA Jawa Tengah, Kamis.
Peralatan yang dibawa diantaranya seperti jaring, serta alat lainnya. Jaring ini juga dipasang di sekitar lokasi buaya terakhir terlihat.
Dalam patroli yang dilakukan ke Segara Anakan, petugas menemukan jejak buaya. Jejak tersebut berupa tapak tubuh dan juga kaki buaya di tanah timbul dan berlumpur di sekitar perairan Klaces.
“Dengan adanya pengecekan dan pelacakan ini sebagai tambahan data informasi keberadaan buaya muara sebagai satwa yang dilindungi,” katanya.
Pihaknya menghimbaunkepada masyarakat sekitar untuk tetap waspada saat beraktivitas di sekitar perairan. Terutama di titik-titik kemunculan buaya.
BKSDA juga sudah memasang rambu-rambu sebagai pengingat dan himbauan kepada masyarakat akan keberadaan buaya.
“Apabila masyarakat mengetahui ada tanda-tanda kemunculan buaya, dapat berkoordinasi dengan kami maupun dengan instansi setempat agar dapat ditangani secara baik sesuai aturan,” katanya.