SERAYUNEWS – Jamur hitam atau yang dikenal dengan sebutan black mold merupakan salah satu jenis jamur yang kerap muncul di ruangan lembap, gelap, dan minim sirkulasi udara.
Meski terlihat sepele, keberadaan jamur ini dapat menimbulkan dampak serius, baik terhadap struktur bangunan maupun kesehatan penghuninya.
Sayangnya, masih banyak orang yang belum menyadari bahaya dari jamur ini dan menganggapnya hanya sebagai noda biasa di dinding atau langit-langit.
Menurut buku Black Mold: Its’ Effects and How to Rid Your Home of It karya A.I. Susoeff Jr. (2009), black mold termasuk dalam Kingdom Fungi, tepatnya berasal dari genus Mucormycetes.
Jamur ini bukan tumbuhan ataupun hewan, melainkan mikroorganisme yang berkembang biak melalui spora. Ciri-cirinya cukup khas, yaitu berwarna gelap kehitaman, memiliki tekstur berlendir atau berbulu, serta mengeluarkan bau apek yang kuat.
Jamur hitam biasanya tumbuh di tempat-tempat dengan tingkat kelembapan tinggi, seperti kamar mandi, dapur, ruang bawah tanah, atau area yang mengalami kebocoran air.
Beberapa kasus juga menunjukkan bahwa jamur ini dapat menyebar di balik tembok yang basah, di bawah wastafel, atau di sela-sela ubin yang jarang dibersihkan.
Berbeda dengan jamur kuping hitam yang dapat dikonsumsi, black mold justru beracun dan sangat berbahaya jika dibiarkan.
Jamur ini menghasilkan spora mikroskopis yang mudah tersebar di udara, dan ketika terhirup atau bersentuhan langsung dengan kulit, bisa memicu berbagai masalah kesehatan.
Salah satu dampak paling umum dari paparan black mold adalah gangguan pernapasan. Spora jamur yang terhirup dapat menyebabkan batuk, sesak napas, tenggorokan terasa gatal, hingga hidung tersumbat.
Pada penderita asma atau alergi, gejalanya bisa jauh lebih parah dan bahkan menimbulkan serangan asma akut. Dalam beberapa kasus ekstrem, infeksi paru-paru juga dapat terjadi jika jamur masuk ke sistem pernapasan.
Selain itu, black mold juga bisa menyebabkan iritasi kulit. Paparan jamur ini, baik secara langsung maupun melalui udara, dapat menimbulkan gejala seperti ruam, kulit gatal, kering, hingga kemerahan.
Bagi orang dengan kulit sensitif, reaksi ini bisa semakin parah, terutama jika jamur tumbuh di area tempat tinggal yang sering disentuh atau ditempati.
Lebih berbahaya lagi, jamur hitam mengandung racun mikotoksin yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
Jika seseorang terpapar dalam jangka panjang, daya tahan tubuhnya bisa melemah, membuatnya lebih rentan terhadap penyakit menular dan infeksi lainnya.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa paparan jamur hitam dalam waktu lama dapat memicu gangguan neurologis ringan, seperti sakit kepala dan kelelahan kronis.
Dari sisi lingkungan, jamur hitam juga dapat merusak struktur bangunan. Dinding yang lembap dan terpapar jamur akan mudah rapuh, cat mengelupas, serta menimbulkan noda kehitaman yang sulit dihilangkan.
Oleh karena itu, pencegahan menjadi langkah penting untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Untuk mencegah tumbuhnya black mold, pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik dan kadar kelembapan yang terjaga.
Gunakan dehumidifier jika diperlukan, terutama di ruangan yang sering lembap. Selain itu, segera perbaiki kebocoran pipa atau atap agar air tidak merembes ke dinding.
Area seperti kamar mandi dan dapur juga perlu dibersihkan secara rutin menggunakan cairan pembersih antijamur.
Jika jamur sudah terlanjur muncul, disarankan untuk tidak membersihkannya tanpa pelindung seperti masker dan sarung tangan.
Spora jamur bisa menyebar saat dibersihkan, sehingga lebih aman menggunakan jasa profesional agar proses pembersihan dilakukan dengan aman dan menyeluruh.
Kesadaran masyarakat terhadap bahaya jamur hitam sangat penting. Dengan memahami apa itu black mold, bagaimana cirinya, serta risiko yang dapat ditimbulkannya, masyarakat bisa mengambil langkah pencegahan lebih awal sebelum jamur tersebut berdampak buruk bagi kesehatan dan kenyamanan rumah.
Demikian informasi lengkap tentang apa itu black mold dan bahayanya bagi kesehatan.***