SERAYUNEWS – Industri media penyiaran di Indonesia sedang menghadapi tantangan berat pada tahun 2025. Lantas, banyak yang bertanya penyebab iNews lakukan layoff karena apa?
Perubahan pola konsumsi masyarakat yang semakin berpindah ke platform digital memicu sejumlah stasiun televisi mengambil langkah efisiensi, termasuk melakukan PHK massal dan menutup kantor biro di daerah.
Pasalnya, salah satu media yang menjadi sorotan adalah iNews, stasiun televisi milik MNC Group, yang secara resmi menutup seluruh kantor bironya di berbagai wilayah pada 30 April 2025.
Penutupan ini disertai dengan PHK terhadap sekitar 400 karyawan di seluruh unit MNC Group.
Para analis melihat bahwa gelombang PHK ini tidak lepas dari dampak transformasi digital, perubahan konsumsi media, serta tekanan ekonomi makro.
Pendapatan iklan yang menjadi tulang punggung utama media kini lebih banyak mengalir ke platform digital seperti YouTube, TikTok, Instagram, dan podcast, yang dianggap lebih efektif menjangkau audiens muda.
Dalam situasi seperti ini, media yang tidak cepat beradaptasi dengan model distribusi konten digital cenderung tertinggal dan kehilangan daya saing.
Banyak perusahaan media akhirnya menerapkan strategi digital-first dengan fokus pada produksi konten daring, penutupan unit cetak atau siaran, serta mengembangkan kanal media sosial dan platform streaming.
Langkah PHK massal yang diambil iNews merupakan bagian dari strategi efisiensi perusahaan.
Penurunan pendapatan iklan dan pergeseran minat masyarakat terhadap konten televisi konvensional menjadi latar belakang keputusan ini.
Berdasarkan data GoodStats per Oktober 2024, sebanyak 57 persen responden menyatakan terakhir kali menonton televisi lokal adalah beberapa bulan yang lalu.
Bahkan, 4 persen mengaku belum pernah menonton sama sekali. Situasi ini mencerminkan pergeseran besar dalam perilaku audiens yang kini lebih memilih platform digital seperti media sosial dan layanan streaming.
Selain iNews, sejumlah media besar lainnya juga melakukan PHK sebagai bagian dari penyesuaian bisnis. Berikut daftar media yang diketahui melakukan PHK sepanjang 2025:
– CNN Indonesia TV: melakukan PHK terhadap sekitar 200 karyawan dari berbagai divisi, termasuk ruang redaksi dan bagian teknis.
– MNC Group: melakukan restrukturisasi besar-besaran dengan memangkas lebih dari 400 karyawan dan menyederhanakan struktur redaksi dari 10 menjadi hanya 3 pemimpin redaksi.
– Kompas TV: mengumumkan pemutusan hubungan kerja terhadap 150 karyawan serta menghentikan siaran televisi digital dan fokus pada media digital.
– TV One: melakukan efisiensi dengan memberhentikan 75 karyawan sebagai bagian dari reorganisasi.
– Viva.co.id: dikabarkan akan menutup kantor operasional di Pulogadung, yang diikuti dengan pengurangan pegawai.
– Emtek Group: memangkas 100 pegawai dari berbagai unit sebagai langkah efisiensi.
– Global TV (GTV): mengurangi sekitar 30 persen tenaga kerja di bagian produksi.
– TVRI dan RRI: menghentikan kontrak kontributor dan pekerja lepas di berbagai daerah, imbas dari pemangkasan anggaran pemerintah. Lebih dari 1.000 jurnalis dilaporkan terdampak.
– ANTV: melakukan PHK terhadap 57 karyawan dalam rangka restrukturisasi dan penyesuaian model bisnis.
– Net TV: melakukan PHK massal setelah proses akuisisi oleh MD Entertainment.
– Republika: merumahkan 60 karyawan termasuk 29 jurnalis dalam upaya efisiensi operasional.
PHK massal tentu membawa dampak besar bagi para karyawan yang terdampak.
Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan telah menawarkan bantuan berupa program jaminan kehilangan pekerjaan (JKP), pelatihan kerja, hingga penyaluran ke pasar kerja.
Namun, tantangan besar tetap ada, terutama bagi jurnalis dan pekerja media yang sebelumnya bekerja di daerah-daerah.***