Cilacap,serayunews.com – Sejumlah wartawan berbagai media cetak, televisi, dan media online, memilih berhenti meliput peresmian Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Khusus Kelas II A Karanganyar di Nusakambangan. Acara peresmian ini dihadiri Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Yasona H Laoli digelar pada Kamis (22/8/2019).
Hal itu berawal dari panitia acara yang dinilai tidak konsisten saat penggambilan gambar. Ketika prosesi pemencetan tombol tanda diresmikannya lapas tersebut dilakukan Mentri Hukum dan Ham RI Yasona H Laoli, sejumlah wartawan tiba tiba ditarik mundur saat hendak mengambil gambar oleh panitia. Anehnya, sejumlah hadirin maupun panitia acara justru dibiarkan mendekat diperbolehkan mengambil gambar ke arah depan panggung.
Kejadian tersebut membuat bingung sejumlah awak media. Wartawan sebelumnya berada di posisi tertib di sebelah kiri panggung, sementara prosesi peresmmian secara simbolis berjarak sekitar 20 meter lebih disebelah kanan panggung. Hal itu tentu saja menyulitkan wartawan mengambil gambar, ditambah lagi sejumlah hadirin dan juga panitia yang mengerubuti prosesi peresmian.
“Lho itu mereka (panitia dan sejumlah tim humas) bisa mendekat, kenapa kita (wartawan) tidak boleh mendekat? Apa yang mau direkam kalau begini,” kata Heri, wartawan MNC Group.
Tidak hanya itu, wartawan juga dilarang mendekat saat mengambil gambar peninjauan blok-blok lapas oleh Menteri dan para pejabat lainnya. Wartawan diperintahkan untuk mengambil gambar dari jarak sekitar 20 meter atau menunggu di tenda konferensi pers. Padahal, sejumlah hadirin dan panitia juga terlihat bebas mengambil gambar menggunakan gawai mereka.
Negosiasi agar wartawan bisa mengambil gambar dari dekat karpet merah sudah dilakukan. Namun, wartawan tetap tidak diperbolehkan mendekat. Alasan tersebut membuat para wartawan akhirnya memutuskan untuk pulang lebih awal ke Pulau Jawa dan walkout dari agenda preskon.
“Mau mengambil gambar, dilarang-larang, kita tahu batasan-batasan, tidak akan ikut ke masuk ke dalam blok, hanya ingin mengambil gambar lebih dekat saja,” ujar Wartawan SCTV, Mardianto.
Atas kejadian itu, semua wartawan meninggalkan lokasi Lapas Karanganyar, kembali menyebrang ke Dermaga Wijayapura Cilacap.
Fotografer Antara, Idhad Zakaria juga menyesalkan pelarangan tersebut. Ia bahkan sempat menyatakan protes terhadap staf Humas Dirjenpas Kemekumham, Muna.
“Kita hanya ingin mengambil gambar lebih dekat dengan pak Menteri. Karena pada saat peresmian, kita ngga dapat apa-apa (gambar yang baik, red), masa waktu pak menteri jalan (meninjau blok, red) tidak dapat juga,” ujarnya.
Muna meminta maaf kepada para awak media atas kejadian di Lapas Karanganyar. Menurutnya, hal tersebut karena terjadi miskomunikasi antara panitia dengan para media.
“Mudah-mudahan, ke depannya semua kegiatan bisa berjalan lancar, teman-teman media juga bisa mengambil apa yang dibutuhkan dalam hal ini gambar dan informasi. Sekali lagi saya mohon maaf kepada teman media,” katanya.