Ganjar mengenakan stelan jersey gowes bergambar sosok proklamator Soekarno pada bagian depan dan teks Pancasila pada bagian punggung.
Ia dan istri berangkat ke lokasi dengan bersepeda dari rumah dinas Puri Gedeh. Setelah mengayuh pedal sekitar 45 menit Ganjar akhirnya tiba di lokasi. Ia langsung menyapa warga yang hadir dan memimpin penanaman mangrove.
“Mumpung kemarin pas peringatan hari lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno, ini saya pakai kausnya Bung Karno. Kita juga bicara Pancasila dalam implementasinya, ini sama. Kalau nanam ini nanti lahirlah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia karena butuh adil, lingkungannya terjaga, dan tidak tenggelam,” kata Ganjar di lokasi, Minggu (6/6/2021).
Ia menjelaskan, daerah Pandansari, Bedono, Sayung merupakan area rawan tenggelam karena mengalami penurunan muka tanah atau land subsiden. Hal itu memerlukan perhatian dari semua kalangan untuk bersama menggalakkan penanaman mangrove. Selain bisa menjaga lingkungan, penanaman itu juga bisa bermanfaat bagi warga sekitar sehingga nilai keadilan sosial bisa terwujud.
“Kita lihat yang di sana itu, 20 tahun lalu sawah dan sekarang sudah tenggelam. Ini persoalan serius maka kita bersama bupati, camat, kepala desa, masyarakat bahkan anak-anak sekolah menanam mangrove. Ini juga akan banyak hikmahnya, kalau ada mangrove maka nanti ikannya juga bisa banyak, lingkungan terjaga,” jelasnya.
“Mari gerakkan kekuatan setiap hari. Terus menanam mangrove karena mangrove tidak harus menunggu musim, bisa kapan saja” lanjut Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga berpesan dan mengajak masyarakat untuk mulai bersama menjaga lingkungan. Hal itu bisa dilakukan dengan tindakan yang mudah atau sederhana misalnya mulai memilah dan mengolah sampah dari rumah.
“Kita butuh dukungan masyarakat. Sebentar lagi kita akan ada kongres sampah, mudah-mudahan kita punya formula yang disepakati oleh masyarakat,” ungkapnya.