SERAYUNEWS– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap perkembangan ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian. Seluruh anomali di Pasar Saham Indonesia, termasuk pegerakan harga saham yang tidak normal pasti akan OJK kaji, analisis dan pantau secara ketat.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyebutkan, OJK menjamin tidak terjadi pelanggaran pada peraturan yang berlaku. “Perkembangan ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian semakin menuntut integritas dan governansi pasar tentu termasuk OJK selaku regulatornya,” ujarnya dikutip Kamis (4/1/2024).
Menurutnya, penggalangan dana dan pembiayaan ke depan akan semakin mengandalkan kemampuan dalam negeri kita yang semakin besar. Itu hanya akan terjadi jika disertai dengan peningkatan integritas, kredibilitas dan governansi pasar, serta perlindungan konsumen yang mereka jamin.
Mahendra menyampaikan berbagai langkah dan kebijakan yang penting dilakukan OJK untuk memaksimalkan potensi perekonomian domestik yang masih besar. “Untuk memaksimalkan potensi domestik yang luar biasa itu, OJK terus berupaya meningkatkan integritas, kredibilitas dan good governance pasar dan seluruh ekosistem Pasar Modal,” jelasnya.
Langkah itu antara lain melakukan percepatan penyelesaian pemeriksaan dan pengaturan sanksi terintegrasi untuk lembaga jasa keuangan. Hal penting lain adalah memberikan perlindungan investor dan masyarakat di antaranya dengan pengawasan perilaku pelaku usaha jasa keuangan atau market conduct.
Mengenai Kinerja Pasar Modal secara year to date (ytd) masih mencatatkan pertumbuhan yang positif antara lain ditunjukan dengan perkembangan tren pasar saham dan IHSG terus bertumbuh positif. Per 29 Desember 2023, IHSG ditutup pada posisi 7.272,80 poin atau secara ytd tumbuh sebesar 6,16 persen.
Ini merupakan yang tertinggi kedua setelah Vietnam jika dibandingkan dengan seluruh kinerja bursa ASEAN. Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp11.674 triliun atau secara ytd tumbuh sebesar 22,90 persen.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup pada 212,64 poin atau terkoreksi sebesar -2,33 persen ytd dibandingkan posisi per 30 Desember 2022 sebesar 217,73 poin.
Sementara kapitalisasi pasarnya tercatat sebesar Rp6.146 triliun atau meningkat sebesar 28,41persen (ytd) apabila dibandingkan posisi per 30 Desember 2022 sebesar Rp4.786,02 triliun.
Sementara itu jumlah SID per 28 Desember 2023 mencapai 12,16 juta, atau meningkat hampir 5 kali lipat dalam 4 tahun terakhir. Mayoritas masih didominasi oleh investor berusia di bawah 40 tahun dengan total kepemilikan sebesar 79,16 persen dari total SID.