“Sebenarnya pertumbuhan ekonomi di Banyumas cukup baik, kita kemarin tahun 2019 ada peningkatan 5,9 persen, kami prediksi tahun ini cenderung meningkat. Nasional pun tahun 2019 mengalami peningkatan 5,1 persen, proyeksi kami skala nasional tahun ini mencapai 5,5 persen,” ujar Agus seusai konferensi pers, Kamis (16/1).
Sebagai upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut, Agus mengungkapkan pihaknya juga tengah melakukan berbagai upaya mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang ada, dengan melakukan koordinasi pihak-pihak otoritas yang lain seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Tentunya agar pertumbuhan ekonomi terus tumbuh. Memang secara global ada penurunan, tetapi kami yakin tahun 2020 bisa lebih baik dibandingkan dengan 2019,” kata dia.
Ada tiga hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yakni sinergi, transformasi dan inovasi. Tiga hal tersebut nantinya menjadi sumber-sumber ekonomi yang baru bahkan dianggap bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cukup baik.
“Yang perlu diwaspadai itu seperti perubahan cuaca, dengan perubahan pola tanam itu yang perlu kita waspadai. Tetapi kita sudah bekerjasama dengan pemerintah daerah, penyediaan barang itu bisa membantu mengatasi perubahan cuaca sekarang,” kata dia.
Kemudian ada juga persoalan kenaikan cukai rokok, BPJS, tarif tol, hingga kemudian adanya pencopotan subsidi gas. Walaupun ada hal-hal tersebut, BI sendiri yakin akan ada penentasan persoalan akan hal tersebut.
“Kalaupun itu naik menurut kami tidak terlalu besar. Kalau ini tidak bisa diantisipasi karena itu kebijakan pemerintah. Kita hanya mencoba untuk memperpendek rantai distribusi, kalau rantainya turun harga bisa kembali semua,” ujarnya.(san)