Belum lama ini ada pesan pendek yang masuk ke telepon genggam saya. Ada pesan singkat, jelas, dan padat. Sekali baca pasti tahu maksudnya.
Pesan itu tertulis “MELAYANI PESUGIHAN DANA GOIB TANPA TUMBAL…”. Dari pesan itu kemudian ada link yang bisa dibuka. Setelah membuka link, ada beberapa paketan pesugihan yang ditawarkan.
Ada juga testimoni para pengguna jasa pesugihan itu. Ya seperti biasa, mereka mengaku puas karena tanpa melakukan apapun bisa mendapatkan uang berlipat-lipat dengan mahar tertentu.
Ada juga nomor WA yang digunakan untuk berkomunikasi antara calon pengguna jasa dan penjual jasa pesugihan melalui telepon. Ada juga persyaratan yang harus dilakukan bagi mereka yang ingin pesugihan tersebut. Singkat cerita, pokoknya lengkap informasinya.
Ada banyak sudut pandang dari cerita tentang pesugihan di atas. Bisa dilihat dari potensi pidana, dari agama, dari etos manusia. Tapi saya hanya mau melihat dari sisi memanfaatkan dan sadar teknologi. Saya tak membahas tentang aturan agama dan negara tentang pesugihan. Saya juga tak membahas tentang budaya dan pesugihan.
Munculnya jasa pesugihan lewat aplikasi perpesanan plus dengan link dan informasi yang komplit, menegaskan bahwa pelaku jasa tersebut sadar teknologi. Pesugihan kemudian tidak digambarkan selalu sebagai komunikasi di ruang gelap, tapi komunikasi secara terbuka di dunia maya.
Jaringan komunikasinya online, tak bertatap muka langsung. Saya menyebutnya pesugihan online. Mereka mungkin terinspirasi dengan ojek online, jualan barang online.
Zaman berubah, kampanye pesugihan pun berubah. Para penjual jasa ini sudah pelan-pelan melebarkan sayap dengan promosi lewat dunia maya, tak lagi dengan modal hanya dari mulut ke mulut. Mereka pun percaya diri bermain di dunia maya.
Para penjual jasa pesugihan itu mungkin sudah berpikir bahwa untuk melebarkan sayap, butuh teknologi. Butuh menyebar informasi lewat aplikasi perpesanan, plus menyiapkan website yang memadai.
Sekarang, coba saja bayangkan ke hal di luar pesugihan. Misalnya, jika elemen atau aksi negatif atau aktivitas negatif memanfaatkan teknologi secara maksimal? Mereka masuk ke banyak sendi kehidupan maya?
Maka besar potensinya hal-hal negatif itu akan menyebar ke masyarakat melalui dunia maya. Coba bayangkan, jika aktivitas baik atau orang orang baik kemudian abai dengan fenomena dunia maya.
Jika orang orang yang baik itu abai, malas, enggan bersusah payah melalui dunia maya, maka gambar gelap internet itu terjadi atau bahkan sudah terjadi. Segala nilai dan pandangan hidup yang baik tergerus karena arus utama informasi dikuasai kegelapan.
Dari cerita pesugihan sadar teknologi, hendaknya membuat mereka yang beraktivitas di ranah pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, dan hal positif lainnya, perlu bercermin. Bahwa teknologi adalah keniscayaan. Jika orang orang baik itu abai dengan teknologi, maka siapkanlah diri kita dengan kekacauan yang makin merajalela di masa depan.