Senior Supervisor Communication Relation MOR IV, Arya Yusa menjelaskan, Pukul 23.00 WIB (8/10/2019) pemasangan penjepit pipa (Clamp) sudah berhasil dilakukan. Pukul 24.00 (09/10/2019) WIB dilakukan uji coba dan tidak ada rembesan atau bocoran. Pukul 04.00 WIB (9/10/2019) dini hari TBBM Lomanis sudah mulai mengalirkan dengan tekanan normal (Flowrate) sebanyak 105 kilo liter per jam TBBM Bandung Grup dan TBBM Tasikmalaya. Dan sudah berhasil diterima tanpa ada kendala.
“Dan sejak pukul 04.00 hingga saat ini pipa CB1 sudah mulai berfungsi, kami tidak menemukan bocoran dan rembesan, dan kondisi mulai berangsur normal,” jelasnya kepada serayunews.com, Rabu (9/10/2019).
Lebih lanjut dijelaskan, pihakanya masih membutuhkan waktu untuk menangani pipa hingga akhirnya benar-benar bisa ditimbun dan ditutup. Saat ini tim Pertamina dan KSO Hutama Karya – PT Timas Suplindo selaku pihak ketiga (kontraktor) pembangunan pipa masih melakukan pemantauan terkait kekuatan pipa untuk lebih memastikan kondisi pipa kembali normal dan aman.
“Mengenai penyebab kebocoran, saat ini masih dalam proses penyelidikan. Pertamina telah berkoordinasi dengan Kepolisian Cilacap dan Dinas Lingkungan Kabupaten Cilacap terkait insiden ini. Koordinasi perlu ini untuk kepentingan penyelidikan dan pendataan area dan warga yang terdampak,” paparnya.
Terpisah, penyelidikan yang dilakukan saat ini untuk mengetahui apakah peristiwa tumpahan minyak itu terjadi karena faktor kelalaian, Kapolres Cilacap AKBP Djoko Julianto melalui Kasatreskrim AKP Ongkoseno Grandiarso Sukahar mengatakan, masih terus memonitoring perkembangan dan penanganan pada kejadian bocornya pipa BBM berjenis solar itu.
“Terkait dengan upaya penyelidikan, kita masih monitoring,” ungkapnya saat dihubungi serayunews.com, Rabu (9/10/2019)