Banjarnegara, serayunews.com
Tri Harso juga menyampaikan, pesan tersebut sudah ia sampaikannya kepada kades dan camat.
“Mari budayakan malu miskin, sampaikan data-data yang valid dan update tentang kondisi dan angka kemiskinan di desa dan lingkungan masing-masing,” katanya.
Menurutnya, dalam penanganan masalah kemiskinan di Banjarnegara, sinergitas kolaborasi semua pihak harus meningkat, dai juga mengajak semua pihak untuk menanggulangi masalah kemiskinan dengan memaksimalkananggaraan yang ada. Baik dari APBD, APBN, Baznas, CSR dan sumber-sumber lainnya.
“Keterlibatan stake holder sangat penting. Dengan adanya program 1 OPD mendampingi 1 desa dampingan, kita sinergi dan kolaborasi terus untuk mengurangi kantong-kantong kemiskinan ekstrem di desa,” katanya.
Ia merasa, prihatin melihat angka kemiskinan di Banjarnegara yang mencapai 16,23 persen. Sementara untuk tingkat Jawa Tengah rata-rata di angka 11 persen. Apalagi di Kabupaten Banjarnegara, terdapat 7,8 miskin masuk kategori ekstrem dan menduduki menduduki peringkat 31 di Jawa Tengah.
Namun begitu, Pemkab Banjarnegara terus beruapaya menangani masalah kemiskinan dengan berbagai strategi pembangunan yang berpihak kepada warga miskin. Antara lain dengan gelontoran dana sebesar Rp 510,89 miliar untuk berbagai jaminan dan bantuan sosial serta jaminan kesehatan masyarakat.
Selain itu juga dana Rp 40,89 milar untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, bantuan bibit, dan peningkatan SDM. Kemudian untuk mengurangi kantong-kantong kemiskinan Pemkab mengucurkan Rp 455,42 M untuk sarana prasarana infrastruktur, jalan, jembatan, jamban warga, dan RLTH.