SERAYUNEWS– Polres Wonosobo menggelar Doa Bersama Lintas Agama paska Pemilu 2024 dan jelang Pilkada Serentak 2024. Hal itu sebagai upaya untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Wonosobo. Aparat kepolisian terus berupaya memperkuat persatuan dan kesatuan.
Kapolres Wonosobo, AKBP Donny Lumbantoruan mengatakan, polres terus melakukan kegiatan kemasyarakatan, salah satunya adalah doa bersama lintas agama. “Ini merupakan bentuk upaya memohon perlindungan kepada Sang Pencipta, agar Wonosobo selalu aman dan nyaman,” ujarnya Jumat (26/4/2024).
Dijelaskan, Bangsa Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika, dengan beragam budaya, suku bangsa, agama, dan ras, bukanlah pemecah, melainkan merupakan potensi atau modal terbentuknya persatuan dan kesatuan Indonesia. Doa bersama lintas agama yang diadakan oleh Polres Wonosobo juga merupakan ajang silaturahmi.
Dia menyatakan doa lintas agama sebagai ajang silaturahmi memiliki tujuan memperkuat semangat persatuan dan kesatuan antar umat beragama, serta sebagai upaya mengantisipasi gejolak sosial yang dapat berdampak pada kehidupan masyarakat serta potensi timbulnya gangguan kamtibmas.
“Saya berharap kepada setiap tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda untuk meningkatkan sinergitas dan soliditas. Kemudiam berperan aktif guna mewujudkan keamanan dan kedamaian negara,” harap Kapolres Wonosobo.
Kapolres juga menyampaikan terima kasih kepada para tokoh agama yang telah memimpin doa, baik dari kalangan Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, maupun Konghucu. Dia berharap, semoga doa yang telah diamini seluruh peserta dikabulkan Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan menggelar doa bersama lintas agama, Polres Wonosobo turut berkontribusi dalam menjaga keberagaman dan memperkuat persatuan dalam masyarakat. Semoga upaya tersebut dapat menghasilkan keamanan dan kedamaian yang lebih baik bagi Kabupaten Wonosobo.
Seperti diketahui, Pemilu adalah agenda lima tahunan. Rakyat Indonesia berhak memilih calon wakil rakyat dan Presiden. Mereka yang terpilih akan menjabat selama lima tahun.
Panasnya suhu politik di masa pemilu memang memungkinkan adanya gesekan. Maka hal itu harus dieliminir.