Kampung Laut, serayunews.com
Warga memanfaatkan Sidesi Mas terutama saat musim kemarau. Karena selain Sidesi Mas, warga mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan minum.
Warga menampung air hujan dalam wadah drum besar dan jeriken, sehingga bisa untuk kebutuhan beberapa hari ke depan.
“Alhamdulillah berkat adanya Sidesi Mas, jadi tidak lagi bingung kalau musim kemarau harus beli air dengan perahu. Kalau sekarang masih hujan jadi kita nyimpen air hujan dalam drum,” ujar Aming Sanjaya (40) warga Dusun Bondan Cilacap, Minggu (30/10/2022).
Aming menjelaskan, bahwa kebutuhan air warga Dusun Bondan awalnya banyak bergantung pada air hujan. Jika musim kemarau, warga terpaksa membeli air dengan perahu, warga mengambil dari mata air di Nusakambangan yang berjarak sekitar 7 kilometer.
Tak hanya itu, untuk memesan air bersih satu perahu yang berisi ratusan liter, warga harus mengeluarkan biaya sekitar Rp250 ribu.
“Kalau sekarang air tidak lagi beli dengan perahu, kita bisa mengambil di Sidesi Mas yang lokasinya dekat dengan rumah. Kalau satu jeriken kita ngasih dua ribu untuk kas, jadi lebih terbantu,” ujarnya.
Dusun Bondan yang berada di Segara Anakan ini, merupakan wilayah terpencil di pelosok Cilacap, bahkan wilayahnya terpisah dengan daratan Cilacap. Sehingga, akses air besih PDAM sulit masuk ke sana, sedangkan mata air di sekitarnya payau karena terkena pasang surut laut.
Sehingga untuk membantu kesulitan warga, Kilang Pertamina Internasional Refineri Unit IV Cilacap melalui Program CSR-nya membuat Sistem Desalinasi Air Bersih Berbasis Masyarakat (Sidesi Mas). Sidesi Mas, merupakan alat pengolah air payau (asin) menjadi air tawar dan layak konsumsi.
Aep (35) salah satu warga Dusun Bondan yang mengelola Sidesi Mas mengatakan, Sidesi Mas mampu mengolah air dengan kapasitas 2,5 liter per menit. Hasil olahan air itu kemudian ditampung dalam drum besar sekitar 1000 liter.
“Air tambak kami tampung dalam tandon dan kami diamkan selama satu malam kemudian air di filter dengan pompa membran, yang fungsinya untuk memisahkan air asin dan tawar. Per satu menit menghasilkan 2,5 liter air tawar, untuk mengonsumsi airnya harus kita rebus terlebih dahulu,” ujarnya.
Menurutnya, air bersih dari Sidesi Mas bermanfaat bagi warga Dusun Bondan yang berjumlah sekitar 74 kepala keluarga dengan 240 jiwa. Warga yang membutuhkan air bersih bisa mengambilnya lewat keran.
Area Manager Communication, Relation & CSR PT Kilang Pertamina Internasional Unit Cilacap Cecep Supriyatna mengatakan, bahwa pengoperasian Sidesi Mas memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) yang merupakan perpaduan tenaga surya dan kincir angin.
“Awalnya kita membangun PLTH ini karena di Bondan tidak ada listrik. PLTH kita bangun tahun 2018 yang sudah ditingkatkan dengan kapasitas 16.200 watt peak. Bisa untuk penerangan dan Desalinasi air bersih, jadi warga bisa mendapat air bersih hasil pengolahan air payau di tambak,” ujarnya.