Jakarta, Serayunews.com – Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI) mengunjungi beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Gedung Parlemen Senayan Jakarta Kamis 20 Februari 2020.
Salah satu yang ditemui adalah Teti Rohatiningsih anggota DPR dari Golkar Daerah Pemilihan (Dapil) VIII Jawa Tengah yaitu Cilacap, Banyumas dan Rofik Hananto, anggota DPR dari PKS Daerah Pemilihan (Dapil) VII Jawa Tengah yaitu Kebumen, Purbalingga, dan Banjarnegara.
Ketua PPJAI Mukit Hendrayatno mengatakan kunjungan kepada anggota parlemen bertujuan untuk memperkuat jejaring sebagai bagian dari upaya revitalisasi nama baik perajin jamu Cilacap-Banyumas.
“Khusus PPJAI memang mempunyai salah satu tujuan untuk memulihkan nama baik perajin jamu,” katanya kepada Serayunews.com.
Langkah revitalisasi tersebut berupa upaya PPJAI membantu para perajin jamu tradisional untuk mengurus perizinan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Menurut Mukit PPJAI tengah mendorong berdirinya satu pabrik bersama yang berstandar sehingga bisa membantu para perajin jamu yang belum berizin. Pabrik adalah salah satu kendala belum terbitnya perizinan untuk sebuah produk jamu yang masih diproduksi secara rumahan.
“Pabrik ini sebagai bentuk upaya revitalisasi tadi,” ujarnya.
Rofik Hananto mengapresiasi semangat PPJAI untuk menggairahkan industri jamu. Rofik yang juga berlatar belakang pengusaha herbal berjejaring Halal Networking Internasional – Herba Penawar Alwahida Indonesia (HNI-HPAI) menilai PPJAI berbeda dengan asosiasi industri jamu lain.
“Senang melihat PPJAI didominasi anak muda,” katanya saat menerima delapan pengurus PPJAI di kantornya lantai tiga Gedung Parlemen Jakarta.
Rofik mengatakan industri jamu sebagai bagian dari industri herbal terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Pertumbuhan industri jamu dan herbal dipicu oleh tumbuhnya kelas menengah juga bertambahnya orang kaya baru yang ingin menerapkan gaya hidup sehat.
“Orang kaya cenderung ingin hidup bahagia dan sehat,” katanya.
Motivasi yang kuat untuk hidup sehat dan bahagia tersebut diwujudkan dengan mengkonsumsi makanan alami bebas bahan kimia, juga pengobatan yang memilih ramuan alami ketimbang obat-obatan farmasi.
“Jadi teman-teman harus optimis bahwa industri ini akan terus bertumbuh,” ucapnya.
Gurihnya bisnis jamu dan herbal mulai dilirik pemerintah yang baru-baru ini membentuk Holding BUMN Farmasi. Saham pemerintah di Kimia Farma dan Indo Farma dialihkan di bawah Bio Farma. Bio Farma akan memimpin Holding BUMN Farmasi.
Menurut Rofik ketiganya akan memiliki spesialisasi bisnis yaitu Kimia Farma fokus pada bisnis obat-obatan farmasi, Bio Farma industri vaksi, dan Indo Farma berfokus pada industri jamu tradisional.
Melihat perkembangan pesat industri jamu, pengurus PPJAI berharap Rofik bisa berperan sebagai newsmaker tentang industri jamu tradisional kepada media. Ini bertujuan agar ekosistem bisnis jamu dan herbal lebih mentereng dan setara dengan industri lainnya.
“Sebagai anggota DPR Pak Rofik bisa aktif menyuplai informasi terkait apa saja tentang industri jamu kepada media,” katanya.