SERAYUNEWS-Evaluasi menjadi bagian untuk menjadikan bahan pertimbangan menuju langkah yang lebih baik. Hal ini sering dilakukan oleh sekolah, namun tidak semua lembaga pendidikan melakukan refleksi. Padahal hal ini tidak kalah penting untuk merencanakan hal yang lebih baik di masa depan.
Hal ini diungkapkan oleh pengawas SMA Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IX Provinsi Jawa Tengah Sabar Riyanto, saat melaksanakan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) di SMAN 1 Sigaluh, Jumat (7/2/2025).
Menurutnya, refleksi ini diperlukan untuk berbagai kesempatan dan kegiatan. Seperti halnya refleksi pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan panduan para guru. Begitu juga sebaliknya, guru dapat melaksanakan refleksi ketika mengajar atau melaksanakan kegiatan lain dengan dipandu oleh kepala sekolah.
“Dari sini, akan muncul ide-ide baru yang segar, dan dengan pertemuan dan diskusi ini akan ketemu hal-hal yang masih kurang. Tentu saja akan muncul gagasan akan apa yang dilakukan di masa mendatang untuk menjadi lebih baik,” katanya.
Ia juga mencontohkan, kepala sekolah atau guru yang baru saja mengikuti pelatihan dapat melakukan refleksi bahkan membuat tindak lanjut.
“Selama ini kenapa guru setelah mengikuti pelatihan terkadang mandek tidak ada perubahan? Karena tidak melakukan refleksi, apa lagi tindak lanjut. Karenanya refleksi menjadi sangat penting di masa mendatang,” katanya.
Ia juga menyoroti tentang para guru yang mengabaikan aspek perencanaan. Menurutnya perencanaan pembelajaran adalah setengah keberhasilan dalam pembelajaran.
“Jadi kalau RPP atau modul ajar saja tidak dicetak, mana ada persiapan guru sebelum mengajar. Pasti ia hanya mengandalkan kebiasaan saja. Tidak ada perubahan berarti dalam setiap pembelajaran,” katanya.
Dikatakannya, RPP ini menjadi sangat penting. Sebab, dokumen modul ajar bersifat dinamis, harus selalu up to date, menyesuaikan dengan tipikal siswa yang dihadapi. Karenanya dirinya selalu mengatakan jika guru terbaik ya guru yang sedang PPL (Praktik Pembelajaran Lapangan), karena dokumen perencanaannya pasti lengkap.
Dalam kesempatan itu Sabar juga mengajak agar kepala sekolah atau guru senior dalam melaksanakan supervisi mengedepankan pendekatan coaching. Sebab model menilai pembelajaran dengan modal instrumen saja tidak cukup.
Dia mengatakan, ajak guru yang disupervisi melakukan praktik coaching, sehingga persiapan mengajar lebih matang dan setelah supervisi juga dapat memperbaiki diri secara sadar dan mandiri.