SERAYUNEWS—- Masyarakat melakukan petisi mendesak Menkominfo Budi Arie mundur dari jabatannya karena dianggap gagal memastikan keamanan data terus bergulir.
Hal ini buntut dari server Pusat Data Nasional (PDN) yang mengalami peretasan oleh ransomware.
Southeast Asia Freedom of Expression Network (Safenet) membuat petisi tersebut. Petisi itu termuat dalam laman change.org.
Dalam gambar laman itu, terdapat foto Budi Arie dan diberi kartu merah. Pada Senin, 1 Juli 2024 petisi sudah mendapat tanda tangan 18 ribu lebih orang dari target 15.000. Artinya, petisi sudah melampaui target.
Ketika terjadi serangan siber ke PDNS, Budi Arie tidak terbuka ke publik. Padahal, ketika itu, serangan siber sudah berlangsung selama tiga hari.
“Serangan siber dan dampaknya seharusnya termasuk informasi yang terbuka sehingga publik bisa mengetahui dengan segera,” demikian isi petisi tersebut.
Dalam catatan SAFEnet, serangan ke PDNS bukan serangan siber pertama. Selama dua tahun terakhir berturut-turut telah terjadi 113 kali kebocoran data pribadi. Sebanyak 36 kali pada 2022 lalu. Lalu, 77 kali kebocoran data pribadi di tahun 2023.
Ketika dimintai komentar soal ramainya desakan meminta dirinya mundur, Menteri Budi Arie menolak berkomentar, malah melemparnya ke Menko Polhukam Hadi Tjahjanto.
“Yuk, itu tanyakan saja ke Pak Menko Hadi,” ujar Budi di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta (1/7/2024).
Penunjukan Budi Arie sebagai Menkominfo sebenarnya telah menuai kontroversi. Budi Arie, yang merupakan Ketua Umum Relawan Pro Jokowi atau Projo. Presiden melantiknya di Istana Negara pada Senin, 17 Juli 2023.
Budi ditunjuk sebagai Menkominfo definitif menggantikan Johnny G Plate yang dicopot Jokowi usai terjerat kasus korupsi BTS 4G Kominfo.
Sebelum menduduki jabatan tersebut, Budi menjabat sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes-PDTT) 2019-2023.
Namun, orang lebih mengenalnya sebagai Ketua Umum (Ketum) Relawan Pro Jokowi (ProJo) yang berkontribusi bagi kemenangan Jokowi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019.
Karier politiknya bermula ketika ia menjadi kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Di partai itu ia pernah menjabat sebagai Ketua DPD PDIP DKI Jakarta periode 1998-2001.
Lulusan S1 jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia ini sebelumnya pernah menjadi jurnalis. Ia merupakan salah satu pendiri Harian Bergerak pada 1998.
Sebelumnya, ia juga merintis media mingguan ekonomi Kontan serta menjadi salah satu jurnalisnya pada 1996-2001.*** (O Gozali)