SERAYUNEWS – Presiden ke-5 Republik Indonesia kelima Megawati Soekarnoputri berkesempatan bertemu dengan pimpinan tertinggi umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus. Perjumpaan mereka di Casa Santa Maria, Vatikan, Roma.
Dalam kesempatan itu, Megawati memberikan sebuah lukisan istimewa, yakni lukisan Bunda Maria berkebaya merah dan kerudung putih. Tentu saja banyak yang bertanya-tanya apa arti lukisan itu dan menjadi perhatian publik.
Bunda Maria dalam agama Katolik, memiliki tempat istimewa. Ia dihormati sebagai Bunda Yesus Kristus dan Bunda Gereja.
Dalam tradisi Katolik, Maria tidak hanya dipandang sebagai ibu yang melahirkan Sang Juruselamat, tetapi juga sebagai perantara doa bagi umat beriman.
Salah satu peran utama Bunda Maria dalam iman Katolik adalah menjadi perantara doa. Umat Katolik percaya bahwa Maria dapat mendoakan dan membantu menyampaikan permohonan mereka kepada Allah, sebagaimana seorang ibu yang penuh kasih menolong anak-anaknya.
Penghormatan terhadap Maria tidak berarti menyembahnya, sebab penyembahan hanya diberikan kepada Allah. Umat Katolik berdoa kepada Maria untuk meminta pertolongan dan perantaraannya, sebagaimana seseorang meminta doa dari orang suci atau saudara seiman.
Bunda Maria merupakan sosok penting dalam iman Katolik, bukan hanya sebagai ibu Yesus, tetapi juga sebagai perantara doa dan teladan iman.
Lukisan yang diserahkan Megawati kepada Paus Fransiskus berukuran 176 cm x 120 cm ini menjadi simbol perpaduan antara nilai spiritual dan budaya Indonesia.
Lukisan tersebut menampilkan Bunda Maria dengan busana tradisional Indonesia, yaitu kebaya merah dan kerudung mantilla putih.
Kebaya merah melambangkan keanggunan dan kekuatan perempuan Indonesia. Sementara kerudung putih mencerminkan kesucian dan ketulusan Bunda Maria.
Perpaduan ini menggambarkan harmonisasi antara iman Katolik dan budaya Nusantara, menunjukkan bahwa nilai-nilai universal dapat diwujudkan dalam berbagai ekspresi budaya.
Pemberian lukisan ini juga mencerminkan semangat inklusivitas dan toleransi yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia.
Lukisan yang menampilkan Bunda Maria dalam busana tradisional Indonesia, lukisan ini menyampaikan pesan bahwa spiritualitas dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk budaya tanpa mengurangi esensi keimanannya.
Hal ini sejalan dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Pemberian lukisan Bunda Maria berkebaya merah ini bukan hanya sekadar cendera mata, tetapi juga simbol penghormatan dan pengakuan terhadap kekayaan budaya Indonesia dalam konteks spiritualitas global.
Melalui simbol ini, diharapkan dapat memperkuat hubungan antara Indonesia dan Vatikan, serta menegaskan komitmen bersama dalam mempromosikan perdamaian, toleransi, dan penghargaan terhadap keberagaman budaya dan agama di seluruh dunia.
Dengan demikian, lukisan Bunda Maria berkebaya merah yang diberikan oleh Megawati kepada Paus Fransiskus memiliki makna mendalam sebagai simbol harmonisasi antara nilai spiritual dan budaya Indonesia, serta sebagai pesan perdamaian dan toleransi kepada dunia.
Pertemuan antara Megawati dan Paus Fransiskus berlangsung hangat dan penuh keakraban.
Paus Fransiskus menyampaikan apresiasinya atas lukisan tersebut dan mengucapkan terima kasih kepada Megawati.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut, mereka juga membahas isu-isu global seperti pemanasan global dan pentingnya menjaga kerukunan hidup beragama.
Ketua Umum PDI-P itu juga didampingi oleh Puan Maharani yang juga menyerahkan baju wayang dari batik tradisional Indonesia.
***