SERAYUNEWS – Ikatan Remaja Masjid (Irmas) Jami’ Darussalam, Desa Menganti, Cilacap kini memiliki kegiatan baru yang tak biasa. Tidak hanya aktif dalam kajian dan kegiatan sosial, para remaja masjid tersebut mulai menekuni usaha pertanian hidroponik di pekarangan belakang masjid mereka.
Inisiatif ini lahir dari program pengabdian masyarakat Universitas Al-Irsyad Cilacap yang melibatkan sosialisasi, pelatihan, hingga pendampingan penuh kepada Irmas.
Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat, Sodikin, menegaskan bahwa program ini tidak sekadar menghadirkan teknologi pertanian modern, tetapi juga membekali remaja dengan keterampilan kewirausahaan.
“Tim pengabdian sudah mengadakan sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan dan evaluasi serta keberlanjutan program kepada Irmas, pengurus takmir, dan tokoh masyarakat sekitar masjid,” jelas Sodikin yang juga dosen Universitas Al-Irsyad Cilacap.
Selama ini, kegiatan Irmas dibiayai dari iuran TPQ sebesar Rp10.000 per santri setiap bulan, ditambah dukungan takmir Rp100.000 per bulan serta donasi sukarela.
Melihat keterbatasan dana tersebut, tim pengabdian menilai perlunya kegiatan produktif yang dapat menghasilkan pendapatan mandiri.
Hidroponik dipilih karena sesuai dengan kondisi pekarangan masjid yang terbatas. Selain efisien dalam penggunaan lahan dan air, metode ini juga menghasilkan sayuran sehat, higienis, dan bebas pestisida. Beberapa jenis tanaman yang dibudidayakan antara lain selada, pakcoy, dan bayam.
Bagi para remaja masjid, hidroponik bukan sekadar bertanam. Proyek ini menjadi media belajar tentang ekologi, manajemen nutrisi, hingga pentingnya ketekunan. Waktu panen yang relatif singkat, hanya 30–40 hari, memberi motivasi tersendiri karena hasil nyata bisa langsung dirasakan.
“Dengan adanya kegiatan pertanian hidroponik, kami merasa semangat dan termotivasi untuk mengembangkan bisnis lain dari sayuran hidroponik. Insyaallah, apa yang diberikan tim pengabdian Universitas Al-Irsyad yang diketahui Sodikin sangat bermanfaat bagi kami, dan semoga ke depan akan lahir wirausahawan dari remaja wabilkhusus Irmas Jami’ Darusalam Menganti,” ungkap Ketua Irmas, Erik.
Program ini juga selaras dengan upaya pemerintah mencetak wirausahawan berbasis ketahanan pangan.
Harapannya, hasil panen hidroponik dapat ikut berkontribusi menyediakan sayuran bergizi untuk masyarakat sekitar, termasuk anak yatim, lansia, dan warga kurang mampu melalui program Jumat Berkah.
Selain itu, remaja masjid juga dibekali pelatihan pemasaran digital oleh Ketua Program Studi S1 Bisnis Digital Universitas Al-Irsyad Cilacap. Tujuannya agar produk hasil panen dapat dipasarkan melalui media sosial dan menjangkau konsumen lebih luas.
Ke depan, hasil panen hidroponik tidak hanya dijual dalam bentuk sayuran mentah. Irmas berencana mengolahnya menjadi produk bernilai tambah, seperti paket salad siap saji, camilan sehat, hingga minuman segar berbahan sayur.
Dengan begitu, mereka tidak sekadar berdagang, melainkan menghadirkan inovasi yang membuka peluang keuntungan lebih besar.
Konsep ini menciptakan siklus positif: belajar, berproduksi, berinovasi, berjualan, hingga berbagi. Nilai tersebut sejalan dengan ajaran Islam untuk memberi manfaat kepada sesama.
Sodikin bersama anggota tim, Nur Triwibowo dan Risqa Nur Laila Syarifah, menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari implementasi pengabdian masyarakat yang didanai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi tahun 2025.
“Kami mengucapkan terima kasih dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat sekitar, khususnya Irmas Jami’ Darusalam Menganti Cilacap,” ujar Sodikin.
Dengan kolaborasi antara kampus, masjid, dan masyarakat, model pemberdayaan ini membuktikan bahwa remaja masjid mampu menjadi agen perubahan.
Mereka tidak hanya memperkuat sisi spiritual, tetapi juga memberi dampak ekonomi dan sosial melalui inovasi pertanian dan pemanfaatan teknologi digital.***