SERAYUNEWS – Inovasi kolam ramah lingkungan berbasis sistem mina padi mulai diterapkan di Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas.
Program ini digagas tim Universitas Al-Irsyad Cilacap melalui kegiatan pengabdian masyarakat bersama Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Purwa Mina Sejati (PWS). Tujuan utamanya adalah memperkuat ketahanan pangan sekaligus membuka ruang kewirausahaan bagi warga setempat.
Ketua tim pengabdian, Rony Nur Triwibowo, S.E., M.M., menjelaskan bahwa selama ini para pembudidaya ikan di Desa Beji menghadapi sejumlah hambatan serius.
Tingginya angka kematian ikan akibat serangan hama, kualitas air yang buruk, hingga manajemen usaha yang belum tertata menjadi persoalan utama. Di sisi lain, pemasaran produk masih mengandalkan cara tradisional sehingga daya saingnya terbatas.
“Melalui program ini, kami ingin memberikan solusi yang tidak hanya menyentuh aspek produksi, tetapi juga manajemen usaha dan pemasaran digital agar hasilnya bisa lebih berkelanjutan,” ujar Rony.
Program pengabdian ini tidak berhenti pada pembangunan kolam ramah lingkungan saja. Tim juga memberikan berbagai pelatihan kepada kelompok mitra.
Materi yang disampaikan mencakup penerapan sistem mina padi terpadu, penggunaan kincir air untuk menjaga kualitas air kolam, pemupukan organik, pencatatan produksi sebagai dasar manajemen usaha, hingga strategi pemasaran digital melalui media sosial dan e-commerce.
Hasilnya terlihat nyata. Produksi ikan warga meningkat hingga 30 persen. Kenaikan ini berimbas langsung pada omzet usaha yang bertambah sekitar 30–40 persen.
Selain itu, keterampilan digital masyarakat juga mengalami peningkatan sekitar 35 persen. Dengan kemampuan baru tersebut, warga kini lebih percaya diri memasarkan produk mereka ke pasar yang lebih luas.
Salah satu inovasi penting yang diterapkan adalah penggunaan kincir air. Teknologi sederhana ini terbukti mampu meningkatkan oksigen terlarut di kolam, mempercepat masa panen, sekaligus menekan dampak negatif limbah organik terhadap lingkungan.
Efisiensi yang dihasilkan bukan hanya berdampak pada kualitas ikan, tetapi juga memperkuat keberlanjutan ekosistem di sekitar kolam.
Selain mendampingi masyarakat secara langsung, tim pengabdian juga menghasilkan luaran akademis. Sejumlah artikel jurnal ilmiah, publikasi media massa, poster kegiatan, hingga dokumentasi video telah diterbitkan untuk memperkuat rekam jejak dan diseminasi pengetahuan terkait program ini.
Ke depan, Universitas Al-Irsyad Cilacap bersama Pokdakan PWS berkomitmen melanjutkan pendampingan secara berkesinambungan.
Evaluasi rutin akan dilakukan agar model mina padi bisa terus berkembang, bahkan diperluas ke kelompok pembudidaya lain di Desa Beji dan wilayah sekitarnya.
“Kami berharap Desa Beji bisa menjadi contoh kampung mina padi yang tidak hanya kuat secara pangan, tetapi juga berdaya saing dalam kewirausahaan,” tambah Rony.
Program ini sendiri merupakan bagian dari hibah Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang digulirkan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia.
Kehadiran program disambut positif oleh warga maupun perangkat desa. Mereka menilai inovasi ini bukan sekadar menjawab persoalan budidaya ikan, tetapi juga membuka pintu pengembangan ekonomi lokal berbasis potensi desa.
Dengan langkah ini, Desa Beji tak hanya berusaha menjaga ketahanan pangan, tetapi juga mempersiapkan generasi wirausaha baru yang mampu memanfaatkan teknologi dan potensi alam secara berkelanjutan.***