SERAYUNEWS— Resolusi langkah-langkah untuk memerangi Islamofobia telah Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sahkan pada tanggal 15 Maret 2024. Itu bertepatan dengan hari internasional memerangi Islamofobia yang telah PBB canangkan sejak tahun 2022.
Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 negara mengesahkan resolusi yang Pakistan ajukan. Sebanyak 115 negara memberikan suara mendukung, tidak ada yang menentang dan 44 abstain, termasuk India, Brazil, Perancis, Jerman, Italia, Ukraina dan Inggris.
India abstain dengan mengajukan prevalensi religiofobia karena kekerasan dan diskrimasi tidak hanya terjadi pada satu agama saja. Akan tetapi, terjadi juga terhadap Hindu, Budha, Sikhisme dan agama lain.
Melansir dari siaran pers resmi PBB, press.un.org, Majelis Umum PBB menyerukan kepada negara-negara anggota untuk mengambil semua tindakan yang perlu, termasuk langkah-langkah legislatif dan kebijakan untuk memerangi kebencian dan kekerasan tersebut.
Selain itu, juga untuk melarang berdasarkan hukum hasutan untuk melakukan kekerasan terhadap seseorang atas dasar agama atau kepercayaan mereka. Majelis Umum juga meminta Sekretaris Jenderal untuk menunjuk Utusan Khusus PBB untuk memerangi Islamofobia.
Resolusi yang Pakistan ajukan tersebut menyerukan untuk melakukan tindakan bersama melawan kekerasan yang sedang berlangsung terhadap umat Islam. Mereka juga meminta Sekretaris Jenderal PBB untuk menunjuk utusan khusus untuk memerangi Islamofobia.
Istilah Islamofobia pertama kali muncul pada Februari 1991 dalam sebuah laporan periodik di Amerika Serikat (AS). Istilah ini kemudian masuk ke dalam kamus Oxford pada 1997 (Sheridan, 2006).
Definisi Islamofobia antara lain rasa takut atau benci terhadap Islam dan karenanya takut dan membenci Muslim (Runnymede Trust, 1997).
Pada laman PBB disebutkan, Islamofobia adalah bentuk lain rasisme yang mewujud dalam beragam bentuk, seperti diskriminasi larangan perjalanan, ujaran kebencian, dan menyasar pakaian perempuan Muslimah.
Resolusi ini, setidaknya dapat menjadi batu loncatan menangkal Islamofobia secara sistematis dan terstruktur.*** (O Gozali)