SERAYUNEWS – Tentu, kebanyakan orang sudah tidak asing dengan cerita rakyat Sangkuriang yang merupakan salah satu legenda yang berasal dari Provinsi Jawa Barat.
Cerita ini erat kaitan dengan Tangkuban Perahu, salah satu gunung berapi yang masih aktif di Jawa Barat. Dalam cerita rakyat Sangkuriang, sosok Sangkuriang dipercaya sebagai penyebab utama munculnya Gunung Tangkuban Parahu.
Kisah ini menceritakan kegagalan seorang pria bernama Sangkuriang untuk meminang atau menikahi seorang wanita bernama Dayang Sumbi.
Lantas, bagaimana cerita singkat dari Sangkuriang? Berikut serayunews.com sajikan informasinya sebagaimana melansir buku Cerita Rakyat Tangkuban Perahu (2020) karya Anton Sadewa.
Sementara itu, cerita rakyat ini memiliki nilai fiksi dan hiburan yang berkaitan dengan sejarah. Di samping itu, pembaca juga dapat memaknai kisah tersebut dengan mengingat beberapa pesan moral.
1. Jangan Mudah Ingkar Janji
Pesan moral dari kisah Tangkuban Perahu salah satunya yaitu dengan tidak mudah untuk ingkar terhadap janji.
Patuh terhadap perjanjian, tergambar dari tindakan Dayang Sumbi yang akhirnya menepati akan menikah dengan Tumang. Pada cerita ini, tokoh Dayang Sumbi juga memiliki karakter yang konsisten.
2. Menahan Amarah
Sementara itu, pesan moral kedua yaitu untuk tidak mudah emosi atau menahan amarah saat suatu hal tidak dapat terpenuhi.
Alangkah baiknya, agar tetap bersabar dalam mengusahakan sesuatu dan berusaha mengendalikan amarah dalam berbagai kondisi.
3. Tetap Rendah Hati
Kemudian, yang terakhir ialah tetap rendah hati. Selain memiliki sifat konsisten, Dayang Sumbi juga digambarkan sebagai sosoknya yang tetap rendah hati dan ramah kepada orang di sekitarnya meskipun memiliki paras rupawan.
Pada zaman dahulu, ada seorang puteri raja di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi. Dia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang.
Anak tersebut sangat gemar berburu. Perburuan tersebut selalu ditemani oleh Tumang, anjing kesayangan istana. Sangkuriang tidak tahu, bahwa anjing itu adalah titisan dewa dan juga bapaknya.
Pada suatu ketika, Tumang tidak mau mengikuti perintahnya untuk mengejar hewan buruan. Oleh karena itu, dia mengusir anjing tersebut ke dalam hutan.
Sekembalinya ke istana, Sangkuriang menceritakan kejadian itu pada ibunya. Bukan main marahnya Dayang Sumbi mendengar cerita itu.
Tanpa sengaja, Dayang Sumbi memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi. Sangkuriang terluka. Dia sangat kecewa dan pergi mengembara.
Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesal. Dia selalu berdoa dan sangat tekun bertapa. Pada suatu ketika, para dewa memberinya sebuah hadiah. Dia akan selamanya muda dan memiliki kecantikan abadi.
Setelah bertahun-tahun mengembara, Sangkuriang akhirnya berniat untuk kembali ke tanah airnya. Sesampainya di sana, kerajaan itu sudah berubah total.
Di sana dia menjumpai seorang gadis jelita, yang tak lain adalah sosok Dayang Sumbi. Terpesona oleh kecantikan wanita tersebut, Sangkuriang pun memiliki niat untuk melamarnya.
Pemuda itu sangat tampan, Dayang Sumbi pun sangat terpesona padanya. Pada suatu hari Sangkuriang minta pamit untuk berburu.
Dia minta tolong Dayang Sumbi untuk merapikan ikat kepalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, ketika melihat bekas luka di kepala calon suaminya.
Setelah lama dia perhatikan, ternyata wajah pemuda itu sangat mirip dengan wajah anaknya. Dia menjadi sangat ketakutan. Kemudian, dia mencari cari untuk menggagalkan lamaran Sangkurian.
Dayang Sumbi mengajukan dua buah syarat. Pertama, dia meminta pemuda itu untuk membendung sungai Citarum. Yang kedua, dia minta Sangkuriang untuk membuat sebuah sampan besar untuk menyeberang sungai itu.
Kedua syarat itu harus sudah terpenuhi sebelum fajar menyingsing. Malam itu, Sangkuriang melakukan tapa. Dengan kesaktiannya dia mengerahkan makhluk-makhluk gaib untuk membantu menyelesaikan pekerjaan itu.
Dayang Sumbi pun diam-diam mengintip pekerjaan tersebut. Begitu pekerjaan itu hampir selesai, Dayang Sumbi memerintahkan pasukannya untuk menggelar kain sutera merah di sebelah timur kota.
Ketika menyaksikan warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira hari sudah selesai. Dia pun menghentikan pekerjaannya. Dia sangat marah oleh karena itu berarti tidak dapat memenuhi syarat dari Dayang Sumbi.
Dengan kekuatannya, dia menjebol bendungan. Banjir besar melanda seluruh kota. Dia pun kemudian menendang perahu besar.
Perahu itu melayang dan jatuh, menjadi sebuah gunung di bagian utara kota Bandung sekarang, yang kini bernama Tangkuban Perahu.
Demikian, ringkasan cerita rakyat Sangkuriang yang merupakan legenda dari Jawa Barat dan erat kaitan dengan Tangkuban Perahu.
***