Purwokerto, serayunews.com
Dokter Hewan di RPH Purwokerto, dr Sariyati membeberkan soal sapi kurban yang bermasalah. Dari pantauan pihaknya pada saat pemotongan hewan kurban di hari pertama, ditemukan adanya dua sapi yang terdeteksi memiliki cacing hati. Satu ekor yang mengalami kasus cacing hati paling banyak dan satu sebagian hatinya.
“Kalau sebagian itu masih bisa dikonsumsi, dengan syarat dimasak sampai sempurna jangan di sate. Kalau memang total jelas tidak boleh dikonsumsi oleh masyarakat,” kata dia, Rabu (21/7/2021).
Tidak hanya sapi yang ditemukan mengalami penyakit cacing hati, ada juga tiga ekor sapi yang dinyatakan tidak layak kurban atau tidak memenuhi syarat dari faktor usianya.
“Perawakannya memang besar, tetapi belum cukup umur, minimal dua tahun usianya,” ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Dinkanak) Kabupaten Banyumas, Sulistiono ada pembatasan sapi di RPH. Dia mengatakan kuota terbatas pemotongan hewan kurban tersebut, lantaran kapasitas RPH yang tidak bisa memadai dan tidak bisa ditingkatkan sekarang ini.
“Pemotongannya itu dari pagi sampai sore, maksimalnya itu 60 ekor sapi. Kalau lebih dari itu, masing-masing di lokasi pemotongannya bisa sampai malam hari,” ujarnya.
Dirinya mencontohkan, untuk RPH Tambaksari Kidul, juga hanya mampu memotong 32 ekor sapi saja. Sehingga pemerintah menyerahkan pemotongan hewan kurban yang dipantau oleh Dinkanak di masing-masing masjid di tap kecamatan. Tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat.
“Kalau di luar masjid, karena keterbatasan personel kita, nanti akan dipantau langsung oleh satgas,” kata dia.
Total ada enam RPH di Kabupaten Banyumas. Menurut Sulistiono, untuk hari pertama Iduladha ada 70 persen hewan kurban yang dipotong, kemudian langsung dibagikan ke masyarakat, sisanya dibagikan di kemudian hari. Hingga saat ini total ada 75 ekor sapi yang siap dipotong dalam kurun waktu tiga hari ke depan.