
SERAYUNEWS- Saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) kembali tergelincir pada perdagangan Jumat pagi, 5 Desember 2025, di tengah derasnya aksi jual investor.
Tekanan jual ini semakin kuat setelah aksi divestasi besar-besaran yang terjadi pada akhir November.
Saham DEWA Melemah 2,34% di Awal Sesi, Transaksi Mencapai Rp 202 Miliar
Pada pukul 09.18 WIB, saham DEWA turun 2,34% ke level Rp 418. Aktivitas pasar cukup tinggi dengan:
1. 484,8 juta saham berpindah tangan
2. Frekuensi 16.126 transaksi
3. Nilai transaksi Rp 202,31 miliar
Data Stockbit Sekuritas memperlihatkan adanya net sell Rp 27,8 miliar, menandakan dominasi tekanan jual dari investor.
Tren negatif DEWA sudah terlihat sejak 3 Desember 2025. Harganya terus tertekan hingga melemah 6,96% pada Kamis (4/12), menjadi penurunan terdalam dalam tiga hari terakhir.
Aksi jual yang dilakukan investor lama memperparah tekanan pada emiten jasa pertambangan ini.
Sumber tekanan besar datang dari aksi penjualan saham yang dilakukan PT Andhesti Tungkas Pratama pada 28 November 2025.
Detail divestasi:
1. 335,7 juta saham DEWA dilepas
2. Harga: Rp 422 per saham
3. Nilai transaksi: Rp 141,69 miliar
Setelah transaksi, kepemilikan Andhesti berkurang menjadi 3,8 miliar lembar atau 9,35% dari total saham DEWA.
Direktur DEWA, Mukson Arif Rosyidi, menegaskan bahwa transaksi tersebut merupakan bagian dari rencana divestasi perusahaan.
“Transaksi dilakukan sebagai bagian dari divestasi saham,” ujar Mukson dalam keterbukaan informasi.
Hingga menjelang penutupan bursa pada Jumat sore, saham DEWA kembali melanjutkan pelemahannya:
1. Turun 4,21%
2. Melemah 18 poin
3. Ditutup pada level Rp 410
Penurunan berkelanjutan ini membuat DEWA menjadi salah satu saham yang terseret koreksi signifikan di awal Desember.
Aksi divestasi investor besar, ditambah tekanan jual ritel dan asing, memicu tren pelemahan beruntun pada saham DEWA. Investor kini mencermati apakah tekanan jual ini akan berlanjut atau mulai mereda setelah pasar mencerna aksi divestasi tersebut.