SERAYUNEWS – Siapa sangka, dahulu Kota Purwokerto di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah pernah mempunyai sebanyak dua stasiun sebagai pusat pengoperasian kereta api.
Stasiun Purwokerto yang sekarang beroperasi dan digunakan untuk naik turunnya penumpang merupakan stasiun bekas peninggalan perusahaan bernama SS (Staatsspoorwegen).
Sedangkan, tak jauh darinya, ada stasiun lain yang dibangun 21 tahun lebih awal bernama Stasiub Purwokerto Timur. Meskipun, saat ini bangunan utama sudah dialih fungsikan menjadi deretan pertokoan, akan tetapi sejarahnya menarik untuk kita ulas dan ketahui.
Berikut ini tim serayunews.com mencoba merangkum sejarah berdirinya Stasiun Purwokerto yang dibuka pada tahun 1896 yang menjadi objek vital penghubung dengan wilayah tetangga, yaitu Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Purbalingga.
Melansir dari akun media sosial PT Kereta Api Indonesia (KAI), salah satunya TikTok @kai121_, Stasiun Purwokerto Timur ini dimiliki oleh perusahaan perkeretaapian swasta asal negeri Belanda.
Perusahaan tersebut bernama Serajoedal Stoomtram Maatscappij atau SDS. Pertama kali dibuka pada tanggal 16 Juli 1896 silam. Pengoperasiannya bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api Maos-Purwokerto Timur dan berlanjut ke wilayah Sokaraja.
Selanjutnya, Stasiun Purwokerto Timur dibangun sebagai stasiun pusat yang menghubungkan kawasan Purwokerto menuju Banjarnegara dan Purbalingga. Adapun fungsi dibangunnya jalur ini adalah untuk mengangkut komoditas terutama gula.
Adapun, stasiun yang berada di jantung kota Purwokerto ini berdiri di lahan seluas 14,7 hektar (ha). Tak main-main, berbagai fasilitas yang lengkap di milikinya.
Sebut saja seperti perkantoran, depo kereta, perumahan pegawai, fasilitas olahraga, dan Tram Hotel. Sekarang, Tram Hotel tersebut sudah berubah menjadi kantor KAI Daerah Operasional (DAOP) V.
Berikutnya, ketika perusahaan SS membuka Stasiun Purwokerto pada tahun 1916 masa lampau, Stasiun Purwokerto Timur lebih familiar dengan sebutan nama Stasiun Purwokerto Oost atau Stasiun Timur saja.
Setelah mengalami penurunan jumlah penumpang selama hampir 30 tahun lamanya, jalur jalun KA milik SDS ini berangsur-angsur mulai ditutup operasional pada tahun 1980-an.
Kemudian, Emplasemen Stasiun Purwokerto Timur sempat difungsikan untuk bongkar muat PT Pupuk Sriwijaya. Sementara, bangunan utama stasiunnya difungsikan sebagai pertokoan sampai dengan detik ini.
Namun, PT KA Properti Manajemen (KAPM) berencana akan membongkar ruko pertokoan Stasiun Timur Purwokerto. Paguyuban Pengusaha Pertokoan Stasiun Timur (P3ST) yang sempat keberatan, akhirnya bersepakat pembongkaran menunggu selama enam bulan dari awal 2024.
Dari bangunan bekas Stasiun Timur Purwokerto yang dijadikan pertokoan, ada sekitar 600 orang yang menggantungkan kehidupannya di ruko-ruko tersebut dan terancam kehilangan lahan pekerjaan.