SERAYUNEWS – Setiap tahunnya, masyarakat Indonesia akan memperingati hari Pahlawan pada tanggal 10 November.
Ini merupakan momen untuk mengenang jasa-jasa para pejuang yang rela berkorban demi mempertahankan keutuhan bangsa.
Adapun peringatan hari Pahlawan bermula dari sebuah peristiwa bersejarah yang terjadi di Surabaya, tepatnya pada tanggal 10 November 1945 yang lalu.
Kala itu, para pejuang Indonesia terlibat dalam pertempuran besar melawan pasukan Inggris.
Supaya memahami konteksnya lebih dalam, berikut adalah penjelasan lengkap mengenai sejarah singkat hari Pahlawan dan latar belakangnya.
Berdasarkan buku “Peran Surabaya dalam Revolusi Nasional 1945” oleh Moehkardi (2020:87), diketahui bahwa pertempuran Surabaya 1945 menjadi salah satu pertempuran terbesar antara pasukan Indonesia dengan pasukan asing.
Peristiwa ini juga menjadi bukti besarnya perjuangan bangsa melawan kolonialisme.
Sebelum pecahnya pertempuran tanggal 10 November, sempat ada kesepakatan gencatan senjata antara pasukan Indonesia dan Inggris yaitu pada tanggal 29 Oktober 1945.
Namun, konflik tidak sepenuhnya mereda. Sebab, masih ada bentrokan antar rakyat dan tentara Inggris.
Situasi semakin memanas pada 30 Oktober 1945. Kala itu, pimpinan pasukan Inggris di Jawa Timur, Brigadir Jenderal Mallaby tewas.
Kematian sang jenderal memicu kemarahan pihak Inggris. Hingga pada akhirnya, pengganti Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh mengeluarkan sebuah ultimatum.
Mansergh meminta rakyat Surabaya untuk menyerahkan semua senjata mereka dan menghentikan segala bentuk perlawanan terhadap pasukan AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) dan NICA (Netherlands Indies Civil Administration).
Mansergh juga mencancam bahwa jika tuntutannya tak didindahkan, pihak Inggris akan menggempur Surabaya lewat serangan dari darat, laut, dan udara.
Kemudian, ia meminta agar semua pemimpin dan pemuda Surabaya menyerahkan diri.
Namun, rakyat Surabaya tak menyerah begitu saja. Ultimatum tersebut dianggap merugikan bangsa.
Sehingga pada tanggal 10 November 1945, rakyat Surabaya bersama para pemuda dan pejuang setempat bersiap menghadapi serangan yang dilancarkan Inggris.
Pertempuran hebat pun pecah, bahkan berlangsung selama sekitar tiga minggu. Akibatnya, ribuan pejuang gugur dalam pertempuran itu.
Tercatat bahwa sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban dalam pertempuran ini, termasuk warga sipil.
Selain itu, lebih dari 150.000 warga terpaksa mengungsi ke daerah lain akibat kekacauan yang terjadi.
Jadi, keberanian dan semangat juang para pejuang ini kemudian menjadi catatan bersejarah bangsa Indonesia.
Berkat pengorbanan dan perjuangan itu, Surabaya kemudian dikenal sebagai “Kota Pahlawan”
Sehingga, pada tahun 1959, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional lewat Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur.
Peringatan ini bertujuan untuk menghormati jasa para pahlawan yang telah berjuang demi mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Kini diketahui bahwa sejarah peringatan hari Pahlawan 10 November bermula dari adanya pertempuran dahsyat di Surabaya.
Pertempuran tersebut melibatkan para pejuang bangsa melawan pasukan Inggris. Saking dahsyatnya pertempuran itu, ribuan pejuang harus gugur.
Sehingga, semangat juang para pahlawan ini terus dikenang dan diabadikan sebagai hari Pahlawan.***