Setidaknya ada dua versi tentang warga pertama yang ada di Kampung Laut Cilacap. Salah satu versi menyebutkan bahwa warga pertama yang ada di daerah itu adalah para prajurit Kerajaan Mataram.
Pada tahun 1600, Kerajaan Mataram menempatkan para prajuritnya di Cilacap. Langkah itu dilakukan untuk menjaga pelabuhan Cilacap jika ada orang Portugis, Spanyol, dan Belanda yang datang untuk berdagang.
Para prajurit itu kemudian membuat permukiman di Nusakambangan, yakni di Limusbuntu, Kembang kuning, Lempongpucung, Klapa Kerep, Karangbaja sampai Batu Kelir Barat Laut. Saat itu, daerah tersebut dipimpin oleh Demang Wiryoyudo, selanjutnya diganti Wangsengrana, Udasana, dan Wirasura.
Ketika VOC berkuasa atas Nusakambangan, para prajurit itu terusir. Sampai kemudian memutuskan untuk membuat permukiman di perairan Segara Anakan seperti di Karangkobar, Motean, Panitenan, Klaces, Ciberem, Bugel, Panikel, dan Muaradua.
Daerah itu kemudian disebut “Kampung Laut”. Kini Kampung Laut adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Cilacap. Kampung laut memiliki empat desa yakni Ujunggalang, Ujung Gagak, Panikel dan Pamotan.
Selain sejarah yang mengacu pada prajurit Kerajaan Mataram, ada sejarah versi lain yang menjelaskan warga pertama yang ada di Kampung Laut. Sejarah lain itu menyebutkan bahwa awalnya pada 1330 ketika masa Majapahit, daerah perairan Cilacap itu masuk perbatasan dengan Kerajaan Pasundan.
Kemudian, ada pos perbatasan yang dibangun di Segara Anakan. Para penjaga membangun permukiman di Desa Limusbuntu. Namun, musibah terjadi jelang runtuhnya Kerajaan Majapahit, terjadi gempa dahsyat yang menghancurkan Desa Limusbuntu.
Warga pun kemudian melarikan diri, menyelamatkan diri dan membangun permukiman di sekitar pos perbatasan Segara Anakan. Permukiman itulah yang kemudian disebut sebagai Kampung Laut.
Referensi:
Tarsoen Waryono: The History and Social Value Characteristics of Kampung Laut Segara Anakah Cilacap Community