Masa pandemi membuat pelaksanaan FFP ke 14 harus menerapkan protokol kesehatan.
Direktur FFP Bowo Leksono, menyampaikan pihaknya merasa beruntung, pelaksanaan FFP tahun ini dalam situasi pageblug, namun sudah memiliki ruang berkreasi yaitu Bioskop Misbar Purbalingga. Padahal,
biasanya dilaksanakan di desa-desa dengan konsep layar tancep.
“Adanya Bioskop misbar di kompleks Usman Janatin ini lebih memudahkan dalam mengatur kegiatan dan penonton agar tetap mematuhi protokol kesehatan dan tetap nyaman,” katanya, Sabtu malam.
Pembukaan festival film di masa pandemi ini dengan menerapkan protokol kesehatan. Acara dihadiri oleh 45 penonton yang didominasi pelajar duduk di tribun dengan tetap jaga jarak. Selama penyelenggaraan festival film ini disiarkan secara langsung lewat kanal YouTube Misbar Purbalingga, sehingga jangkaun penonton bisa semakin luas.
“Sampai selesai nanti FFP akan diselenggarakan di Bioskop Misbar ini, dan bisa disaksikan secara streming di kanal YouTube Misbar Purbalingga,” katanya.
Pada kesempatan pembukaan itu, diputar film kompetisi pelajar dan satu film non-kompetisi. Film kompetisi yang diputar yaitu film fiksi “Temandang” sutradara Salsa Nurlaini dari SMK Negeri 1 Gombong Kebumen dan film dokumenter “Tatap Muka” sutradara Mar Atul Fadzilah dari SMA Negeri Bukateja Purbalingga. Sementara terakhir diputar film tamu yaitu “Mundur” sutradara Bambang Kuntara Murti produksi Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Secara resmi pembukaan FFP, dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga Ir. Setiyadi, M.Si.
“Saya mengapresiasi FFP meski di tengah situasi pandemi Covid-19 ternyata masih tetap dilaksanakan penyelenggara meski dengan segala keterbatasan. Sebuah komunitas yang digagas masyarakat dan mampu berkontribusi nyata, ini bukan hal yang mudah,” katanya.