Banyumas, serayunews.com
Saat ini banyak sopir angkot yang akhirnya beralih profesi lain. Bukan hanya lantaran Pandemi Covid-19, namun juga perkembangan transportasi pribadi hingga transportasi online menjadi salah satu penyebabnya.
Tarko, pria yang profesi utamanya merupakan sopir angkot kemudian membuat hal berbeda. Dia tetap berusaha agar angkot tetap ada, sehingga dirinya mengalihkan fungsi angkotnya menjadi ambulaun pengantar orang yang hendak vaksinasi maupun tes swab.
“Sejak pandemi memang pendapatannya sudah sangat menurun. Bahkan sudah tidak jalan selama lima bulan. Akhirnya saya ubah angkot saya menjadi ambulans desa,” kata dia.
Dia menjelaskan selain didasari jiwa sosial juga banyaknya permintaan dari orang-orang di desa tempatnya tinggal.
“Mereka banyak yang minta diantar ke puskesmas, katanya mau divaksin ada yang juga mau swab katanya. Karena banyak warga sini yang belum mempunyai kendaraan, akhirnya saya tawarkan mengantarkannya pakai angkot,” ujarnya.
Lambat laun, masyarakat mulai terbiasa jika hendak pergi vaksinasi selalu meminta tolong dirinya. Dari situ membuat dirinya akhirnya menguah angkotnya. Tidak hanya mengubah angkot menjadi ambulans, Tarko juga selalu menggunakan APD lengkap pada saat menyopiri angkotnya.
“Beberapa kali itu sempat dikira nakes perawat betulan. Bahkan sering masyarakat yang tanya siapa yang mau saya bawa (pasien covid-19). Padahal cuman mengantarkan saja orang vaksin atau tes swab,” kata dia.
Kejadian unik pernah dialami oleh Tarko, dimana saat dirinya tengah membawa orang suspek Covid-19, sempat dicegat oleh petugas atau satgas Covid-19.
“Jadi waktu itu saya dikira bawa penumpang umum, saya tetap lewat saja, saya lambaikan tangan saja,” ujarnya.
Meski tau risiko yang dihadapinya, Tarko mengaku tetap menjaga protokol kesehatan yang ketat. Selain mengenakan APD, dirinya juga menjaga kebersihan angkotnya, dengan kerap kali menyemprotkan cairan pembersih serta memastikan kendaraannya selalu bersih setelah mengantar orang-orang.
“Kalau mengangkut orang, angkot saya maksimal hanya bisa lima orang,” kata dia.
Terkait tarif, dirinya mengaku tidak pernah meminta tarif kepada warga, dan bahkan selalu mengatakan bahwa angkotnya gratis untuk mengantarkan warga yang hendak tes swab maupun vaksinasi.
“Jadi saya terima uang itu dari satgas saja (jika ada orderan dari satgas, red),” ujar pria yang hobi memancing ini.