SERAYUNEWS – Kondisi media lokal dan skala kecil di Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Menghadapi disrupsi digital yang semakin kencang dan kehadiran Kecerdasan Buatan (AI), Local Media Summit (LMS) 2025 di Jakarta, 7 Oktober 2025, menjadi panggung utama untuk mencari jalan keluar. Dengan tema ‘Unlocking Local Capital: Building Sustainable Media Market in Indonesia,’ LMS 2025 menegaskan bahwa inovasi model bisnis media lokal adalah satu-satunya siasat agar media berkelanjutan bisa terwujud di Tanah Air.
Suwarjono, Pemimpin Redaksi Suara.com, membuka forum dengan gamblang. Ia memaparkan bahwa media lokal menghadapi tekanan luar biasa: mulai dari pemotongan anggaran, pergeseran audiens ke media sosial, hingga dampak ekonomi global. Ancaman kini bertambah dengan munculnya Kecerdasan Buatan yang mengubah lanskap konsumsi berita secara drastis.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, mengakui bahwa penggunaan AI di industri media global sudah mencapai 31%. Namun, ia memperingatkan bahwa AI harus menjadi pendukung, bukan pengganti, bagi jurnalisme berkualitas. Ia menekankan pentingnya critical thinking jurnalis dan perlunya kerangka keamanan data yang transparan dan bertanggung jawab—suatu langkah yang sedang disiapkan pemerintah lewat peta jalan AI nasional.
Inti dari permasalahan media lokal adalah ketergantungan dana. Ketua Komisi Hukum dan Perundang-Undangan Dewan Pers, Abdul Manan, menyuarakan bahwa kunci keberhasilan adalah memiliki model bisnis media yang solid. “Jualan media adalah informasi. Kita harus mendapatkan model bisnis dengan model jurnalisme yang baik,” tegasnya, menyoroti tantangan pendanaan yang mendesak.
Hasil riset dari UMN dan Wavemaker semakin memperkuat urgensi ini. Ignatius Haryanto dari UMN menunjukkan penurunan industri periklanan umum pasca-pandemi, dengan digital ads dan influencer marketing mengambil alih. Data ini mengirimkan sinyal keras: media mainstream dan media lokal online harus putar otak untuk bersaing ide yang lebih cerdas, terutama karena minat pada televisi menurun drastis dan media sosial meningkat 20% setiap tahunnya.
Meski tantangan berat, LMS 2025 menghadirkan solusi nyata melalui inovasi dan kolaborasi. Salah satunya adalah lahirnya Women News Network (WNN). Co-founder dan CEO Magdalene.co, Devi Asmarani, menjelaskan bahwa WNN adalah aliansi yang fokus pada kesetaraan gender, beranggotakan sembilan organisasi di tujuh provinsi. Kolaborasi ini bertujuan memperkuat keberlanjutan organisasi media perempuan dan bersama-sama mendatangkan revenue.
Sementara itu, BBC Media Action Indonesia melalui Jimmi Silitonga meluncurkan program ‘Aksi Kita Indonesia’ untuk mengatasi isu lingkungan di kalangan anak muda. Strateginya inovatif: mengaitkan isu lingkungan dengan trending topic seperti konser musik atau film horor, yang merupakan contoh sukses humanisasi isu agar lebih menyentuh audiens.
Senior Journalist Team Manager BBC Indonesia, Ayomi Amindoni, menambahkan bahwa memperkuat jurnalisme investigasi dan liputan mendalam adalah output yang berdampak. Kolaborasi dengan akurasi data dan humanisasi isu membuat cerita lebih relevan dengan pengalaman manusia, menjadikannya kunci sukses masa depan media berkelanjutan di Indonesia.
LMS 2025 berhasil mengumpulkan lebih dari 30 pembicara dan 100 media lokal dari Aceh hingga Papua. Forum ini bukan sekadar seminar, melainkan ajang krusial untuk berbagi strategi dan membangun pasar media yang berkelanjutan yang mandiri dari tekanan luar