SMK Negeri Jawa Tengah kampus Semarang menggelar acara nonton bareng film “Pulang Rimba”, Rabu (15/2/2023). Pemutaran film dokumenter produksi Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP) ini juga menghadirkan langsung aktor utama dalam film yakni Mt Pauzan.
Semarang, serayunews.com
Film dokumenter berdurasi sekitar 15 menit itu mengangkat isu tentang pentingnya pendidikan. Hal itu tergambar dari kisah Mt Pauzan, seorang anak dari keluarga Orang Rimba atau Suku Anak Dalam di Jambi yang nekat merantau demi mendapatkan pendidikan.
“Jadi ada anggapan dari orangtua (Orang Rimba) kalau sekolah itu artinya meninggalkan orangtua, karena pergi jauh merantau. Jadi takut nanti gara-gara pendidikan nanti nggak pulang-pulang (tidak kembali ke komunitas Suku Anak Dalam),” ungkap Pauzan.
Pauzan tinggal di Desa Air Panas, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Untuk mencapai desanya, harus menempuh waktu selama sekitar tujuh jam perjalanan menggunakan mobil dari Kota Jambi, plus dua jam perjalanan menggunakan sepeda motor.
Di desanya, rata-rata anak seusia Pauzan, sudah menikah dan mempunyai anak. Misalnya, adik kandung Pauzan bernama Asropi (18) yang sudah menikah dan sudah mempunyai satu anak.
Pauzan menceritakan, mayoritas pemuda di desanya bekerja di hutan atau di kebun. Anggota Suku Anak Dalam memiliki tradisi Melangun, yakni berpindah dari satu hutan ke hutan lain untuk mencari sumber penghidupan, entah itu dari tumbuh-tumbuhan atau berburu hewan liar.
“Tapi sekarang sudah tidak terlalu banyak, karena hutan juga sudah mulai habis, jadi mau berpindah ke mana?” lanjutnya.
Berangkat dari berbagai dinamika yang terjadi di keluarga Orang Rimba itu, Pauzan akhirnya memutuskan untuk bersekolah hingga perguruan tinggi. Meskipun sempat hampir tiga tahun berhenti sekolah saat duduk di bangku kelas 3 SMP, dia melanjutkannya hingga lulus dari SMP 23 Merangin. Pauzan kemudian melanjutkan pendidikan di SMK Perkebunan MM 52 Yogyakarta.
Kini, ia berstatus sebagai mahasiswa semester V Jurusan Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor. Mt Pauzan berbagi kisah hidupnya di hadapan ratusan siswa-siswi SMK Negeri Jawa Tengah, di Semarang.
Pauzan menuturkan, bersekolah hingga jenjang pendidikan perguruan tinggi merupakan hal yang istimewa bagi Orang Rimba. Data teranyar dari dinas sosial setempat, hingga Juli 2022 dari sekitar 4000 Orang Rimba, hanya 117 yang bersekolah dan 4 orang di melanjutkan kuliah.
Jika lulus kuliah nanti, Pauzan akan jadi generasi pertama Orang Rimba yang menyandang gelar sarjana. Dia mempunyai cita-cita untuk mengembangkan pertanian di desanya, kelak ketika dia sudah lulus kuliah.
“Nanti setelah lulus akan pulang, mengembangkan pertanian di kampung,” tutur Pauzan.
Sutradara Film Pulang Rimba, Rahmat Triguna, mengatakan proses produksi film itu pada September hingga Desember 2022. Film ini merupakan sekuel pertama, dan rencananya akan ada sekuel selanjutnya, mengangkat kisah Orang Rimba lainnya.
“Kami selalu dengan pendekatan empati kepada para tokoh yang kami filmkan, kami menyebutnya credible voice. Mereka ini punya suara yang kredibel,” kata sutradara yang akrab disapa Mamato ini.
Pada akhir acara pemutaran film itu, seorang alumni SMK Negeri Jateng yang berkuliah di Polbangtan Bogor Fika Ayu Riskiani dari Cilacap, juga membagikan kisahnya via video call kepada para siswa SMK Negeri Jateng.
Sementara itu, Wakil Kepala SMK Negeri Jateng Bidang Humas dan Kerjasama, Heri Purnomo, mengatakan pemutaran film dokumenter berjudul Pulang Rimba ini diharapkan dapat memotivasi para siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar. Perjuangan MT Pauzan merantau demi mendapatkan pendidikan yang lebih baik harapannya bisa menginspirasi para siswa.
Heri mengemukakan SMK Negeri Jateng merupakan sekolah boarding asrama gratis yang merupakan gagasan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Para siswanya berasal dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Sekolah ini berdiri sejak 2014 dan terus berkembang. Selain di Semarang, saat ini ada telah ada dua sekolah boarding, yakni SMK Negeri Jateng di Pati dan SMK Negeri Jateng di Purbalingga.
Selain itu, ada 15 sekolah semi boarding di berbagai daerah di Jawa Tengah. Terobosan di dunia pendidikan seperti ini, untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat yang kesulitan mengakses dunia pendidikan.
“Syaratnya dari keluarga miskin. Di sini yang kami ubah pertama adalah karakternya, kami ajarkan sopan santun, unggah-ungguh. Semuanya gratis,” ungkap Heri.
Heri mengatakan, 3 sekolah boarding dan 15 sekolah semi boarding tersebut, telah menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan. Tujuannya, para lulusan SMK Negeri Jateng dapat terserap perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.
Heri mencontohkan, saat ini ada 6 siswa SMK Negeri Jateng yang belum lulus, namun sudah diterima bekerja di Jakarta, dan dengan gaji Rp4 juta per bulan. Karena masih berstatus siswa, maka uang makan yang menjadi hak siswa tetap diberikan kepada mereka.
“Mereka ini tetap lanjut (sekolah) daring. Di sini, saat lulus yang mewisuda Pak Gubernur Ganjar Pranowo,” ungkap Heri.
Untuk diketahui, Pendaftaran PPDB SMK Boarding dan SMK Semi Boarding telah dibuka secara online, sejak 14 Februari hingga 31 Maret 2023 melalui link pendaftaran ppdb.smkboardingjateng.id. Untuk informasi lebih lanjut terkait syarat dan ketentuan dapat dilihat di https://online.flippingbook.com/view/113817368. Atau dapat mengunduh Juknis PPDB SMK Boarding Jateng Tahun 2023/2024 di laman website pendaftaran.