Banjarnegara, serayunews.com
Dalam kegiatan tersebut, setiap siswa khususnya kelas IX melakukan aneka karya seni dan budaya. Hal itu sebagai bagian dari penilaian akhir sekolah. Para siswa ini memaerkan beberapa karya seni dan produk, mulai dari kerajinan tangan, lukisan, hingga aneka karya lainnya.
Kepala SMPN 2 Kalibening Toto Raharjo mengatakan, pameran seni budaya dan kerajinan ini merupakan sarana bagi siswa dalam mengembangkan kreativitasnya. Siswa bebas melakukan ekspresi dalam berkarya.
“Selain untuk penilaian, kegiatan ini juga sebagai ruang bagi siswa untuk berkarya dan berekspresi melalui seni budaya. Apalagi, kegiatan ini masuk dalam penilaian bagi siswa kelas IX. Tentunya semua karya yang dipamerkan adalah hasil kreativitas siswa itu sendiri,” ujarnya.
Baca juga: [insert page=’banjarnegara-terima-penghargaan-uhc-award-bpjs’ display=’link’ inline]
Menurutnya, lembaga pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan ruang bagi siswa. Tak hanya itu, melalui kegiatan ini secara tidak langsung anak-anak berlatih menjaga dan menghargai sebuah karya.
“Kegiatan ini bertujuan untuk menggali kreativitas siswa, menghargai, dan merajut keberagaman budaya. Kegiatan ini juga akan menumbuhkan sikap peduli, kerjasama, tanggung jawab, disiplin, percaya diri dan tentunya mereka dapat mengapresiasi seni yang ditampilkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Banjarnegara Teguh Handoko saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, melalui kegiatan pameran seni budaya ini, para siswa memiliki ruang untuk berekspresi. Tidak hanya itu, dari sini anak-anak dapat belajar berkolaborasi, bertanggung jawab, dan bekerja sama.
“Ini bagian dari implementasi kurikulum merdeka. Kami berharap para guru tidak salah kaprah dalam memaknai kegiatan pembelajaran berbasis proyek seperti amanat kurikulum merdeka. Jangan terpaku pada hasilnya, tetapi prosesnya. Karena dari proses tersebut, anak akan belajar dan mendapatkan pengalaman yang sangat berguna bagi kehidupannya,” katanya.