Ganjar mengungkapkan hal itu kepada wartawan usai mengikuti rapat paripurna di Gedung DPRD Jateng, Jumat (28/5).
Ganjar menegaskan, apa yang ramai diperbincangkan di media sosial akhir-akhir ini antara dirinya dengan Puan membuatnya tidak nyaman.
“Jadi begini teman-teman, saya mengikuti apa yang ada di medsos. Sungguh-sungguh itu tidak enak. Sungguh-sungguh saya tidak enak. Saya selalu hormat sama mbak Puan, sangat-sangat hormat,” kata Ganjar.
Puan lanjut Ganjar adalah orang yang sangat berjasa pada dirinya. Ganjar masih ingat betul, ketika maju sebagai calon Gubernur Jateng 2013 lalu, elektabilitasnya sangat rendah.
“Mbak Puan adalah komandan tempurnya. Sehingga saya menang. Itu tidak pernah saya lupa,” tegasnya.
Termasuk dirinya membenarkan bahwa modal saat maju sebagai calon Gubernur Jateng saat itu juga sangat kecil. Dengan bantuan Puan Maharani sebagai komandan tempur dan seluruh kader, Ganjar bisa memenangkan kontestasi.
“Saya tidak punya modal saat itu, itu tidak pernah saya lupa. Mbak Puan dan partai (PDI Perjuangan) saat itu bergerak, sehingga saya menang. Maka saya sangat hormat dengan mbak Puan,” ucapnya.
Apa yang ramai di media sosial lanjut Ganjar tidak seperti yang sebenarnya. Sampai saat ini, Ganjar mengatakan tidak pernah berkonflik dengan Puan Maharani.
“Sampai hari ini saya tidak pernah berkonflik dengan beliau. Baik-baik saja. Bahkan saat saya sowan ibu (Megawati Soekarnoputri) untuk halalbihalal, mbak Puan juga ada di sana dan kami sempat bercanda. Jadi kalau di medsos seperti itu, saya sungguh-sungguh kaget. Saya ini orang Jawa dan kader yang selalu diajari mendhem jero, mikul duwur. Itu aja,” tutupnya.