Advertisement
Advertisement
Purwokerto, serayunews.com
Seorang wali murid di Purwokerto, Yati, warga Kelurahan Sumampir, Purwokerto Utara mengaku, kurang setuju dengan wacana tersebut. Ia khawatir, anaknya akan sangat kelelahan.
“Kemarin saja setelah sekolah online selama pandemi, anak-anak agak sulit untuk membiasakan lagi berangkat ke sekolah. Kalau 5 hari sekolah, berarti anak-anak akan di sekolah lebih lama, kasihan kecapaian,” kata dia, Rabu (27/7/2022).
Putranya yang sekarang kelas enam SD, pulang sekolah pukul 12.00-13.00 WIB. Ketika sampai di rumah, biasanya langsung tertidur karena kelelahan.
“Saya pikir mereka capek banget, kalau sampai ada tambahan jam belajarnya, mereka pulang tidur dan bangunnya lama. Akhirnya malah tidak bisa mengaji sorenya,” ujarnya.
Azizah, warga Kelurahan Grendeng, Kecamatan Purwokerto Utara mengungkapkan pendapatnya. Ia juga mengaku, tidak setuju dengan 5 hari belajar di sekolah meski ada bonus libur Sabtu dan Minggu.
“Libur Minggu saja sudah cukup, sekolah cukup sampai siang saja. Sore anak-anak bisa belajar yang lain, bisa ikut les, bisa bermain sama teman, atau bermain sama keluarga. Kenapa harus dipaksakan,” katanya.
Berbeda dengan Rudi, warga Purwokerto lain yang mengaku setuju dengan wacana itu. Karena menurutnya, libur Sabtu dan Minggu akan membuatnya punya waktu lebih bersama anak-anaknya.
“Liburnya Sabtu-Minggu jadi bisa jalan-jalan sama anak-anak. Mereka bisa refreshing, tidak kepikiran belajar terus. Pas masuk hari Seninnya, mereka juga sudah siap, karena libur selama dua hari itu,” katanya.