Banjarnegara, serayunews.com
Menanggapi hal itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, saat ini oksigen di Jawa Tengah bisa dikatakan tidak memiliki stok. Sebab saat ini Jateng masih kekurangan oksigen. Bahkan posisinya saat ini hanya sekitar 60 persen. Artinya, dengan posisi seperti ini harus cari.
“Kalau dulu, setiap rumah sakit memiliki stok hingga 6 hari ke depan, kalau saat ini nyaris tidak ada stok, RSI Banjarnegara aja hari ini habis, sehingga setiap hari harus nyari oksigen,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dengan kondisi seperti ini, maka pemerintah provinsi saat ini sedang dan terus mencoba meningkatkan kapasitas pengelolaan oksigen. Saat ini pihaknya mendapatkan 5 isotank oksigen, dari jumlah tersebut, 2 isotenk akan dikelola sendiri, harapannya dengan pengelolaan sendiri ini pemerintah provinsi dapat melakukan percepatan-percepatan.
“Memang tidak mudah ketika kita mendapati rumah sakit yang belum memiliki oksigen cair seperti RSI ini, maka untuk memenuhi kebutuhan oksigen harus suplay tabung lebih banyak. Tetapi kemarin sudah banyak yang mencoba mencari tambahan tabung,” ujarnya.
Menurutnya, terkait masalah tabung ini pemerintah provinsi sudah melakukan berbagai upaya dan usulan, bahkan saat ini pembahasaanya sudah sampai pada menteri koordinator (menko).
“Kita satu persatu selesaikan, mudah-mudahan bisa segera teratasi, dan hari ini kita membuat aplikasi yang khusus untuk mengelolaan oksigen,” ujarnya.
Melalui aplikasi ini, nantinya seluruh rumah sakit di jawa tengah yang mencapai 480an lebih ini bisa melakukan laporan oksigen tiap hari. Dengan begitu, maka pemerintah bisa memantau oksigen di wilayah jawa tengah, dengan begitu pemerintah bisa mengatur tata kelola, suplay, dan deleverynya.
“Kita juga meminta setiap rumah sakit ada PIC khusus yang ngurusi oksigen, sehingga kalau nanti terjadi sesuatu segera kontak, ada yang inisiatif mencari sendiri, ada yang masuk aplikasi yang kemudian kita pandu agar mendapatkan oksigen,” ujarnya.