SERAYUNEWS– Sebagian masyarakat di Cilacap dan sekitarnya mengeluhkan suhu udara panas dan gerah dirasakan belakangan ini. Tak hanya di waktu siang hari, hawa gerah juga dirasakan saat malam hari.
Heri, warga Cilacap mengatakan, bahwa suhu panas sudah dirasakan beberapa pekan belakangan ini. Meskipun, katanya, beberapa kali wilayah Cilacap hujan. Atas situasi tersebut dirinya memilih mengurangi aktivitas di luar rumah.
“Beberapa pekan sampai saat ini udaranya terasa panas dan gerah, apalagi kalau siang terasa menyengat. Saat puasa ini seperti bikin dehidrasi meningkat, jadi pilih aktivitas di rumah saja mengurangi keluar rumah pada siang hari,” ujarnya, Senin (25/3/2024).
Terkait hal ini, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo memberikan penjelasannya. Dia mengatakan, bahwa suhu udara maksimum belakangan di Cilacap tercatat mencapai 35⁰ Celcius pada 22 Maret 2024 lalu.
“Secara klimatologi, pada bulan Maret memang mempunyai suhu maksimum tertinggi di antara bulan yang lain. Bahkan, tercatat pernah terjadi pada bulan Maret 2012, suhu maksimum 35,3 derajat Celcius,” ujar Teguh, Senin (25/3/2024).
Kendati demikian, Teguh mengatakan, bahwa hawa panas atau gerah yang terjadi di wilayah Cilacap dan sekitarnya, jika dilihat dari suhu udaranya, menurutnya masih dalam kategori normal.
“Beberapa hari yang lalu tutupan awan di wilayah Jawa, khususnya Cilacap cenderung sedikit. Sehingga, sinar matahari langsung menyinari bumi,” terang Teguh.
Tak hanya itu, selain tutupan awan yang sedikit, hawa gerah ini juga dipengaruhi akan masuknya musim transisi. Musim trasisi yaitu musim peralihan dari musim penghujan menuju musim kemarau. Sehingga cuaca panas dan gerah akan lebih mendominasi.
“Sementara terkait dengan kondisi cuaca saat ini masih berpeluang terjadinya turun hujan dalam beberapa hari ke depan. Terutama pada sore dan malam hari, yang kadang disertai petir,” ujar Teguh.