SERAYUNEWS- Sunanto, mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah mengatakan, pencegahan stunting bisa di lakukan lewat program makanan.
Menurutnya, banyak makanan terutama buah-buahan, ternyata mengandung zat sangat berguna dalam mencegah stunting.
“Secara sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak. Penyebab utama dari stunting, kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan, termasuk saat kehamilan. Dan salah satu buah yang banyak mengandung nurisi penting, adalah buah salak,” katanya.
Terlebih, kata Sunanto, Banjarnegara dan sekitarnya merupakan penghasil buah salak yang sangat istimewa. Sehingga, manfaat buah salak harus di ketahui masyarakat secara luas.
Berdasarkan teori kesehatan yang di ketahuinya, buah salak mengandung karbohidrat, protein, vitamin B, vitamin C, antioksidan, kalsium, fosfor, zat besi, magnesium, serat, dan beta-karoten.
Salak juga tinggi pektin, fungsinya untuk mengoptimalkan sistem kecerdasan janin di kandungan dan memperkuat memori otak bayi.
Salak atau yang di kenal dengan sebutan Salacca Zalacca, merupakan buah yang mengandung banyak nutrisi. Karena memiliki rasa yang asam dan manis, buah ini di sukai ibu hamil.
Memang, kata kata dia, ada banyak mitos jika ibu hamil tidak di anjurkan makan salak. Padahal, buah dengan kulit bersisik ini memiliki manfaat yang baik untuk tubuh. Terlebih di masa awal kehamilan, kebanyakan ibu hamil mengalami morning sickness.
“Salak dapat membantu mengatasi mual dan muntah, karena rasanya yang unik. Tapi tetap, buah yang lainnya juga ikut di konsumsi atau makan variasi buah,” kata Sunanto yang juga aktif digerakan sosial dalam Sunanto Fondation Indonesia.
Sebelumnya, di Kabupaten Banjarnegara upaya penekanan kasus stunting terus berlangsung dengan berbagai cara.
Hasilnya penurunan stunting di Banjarnegara, mencapai 4,4 persen dan berhasil melampaui target dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Saat ini, jumlah anak stunting di Kabupaten Banjarnegara terus berkurang. Hal ini mengacu pada data aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM).
Pada tahun 2021 persentase stunting sebesar 22,67 persen, tahun 2022 turun menjadi 18,27 persen atau mengalami penurunan 4,4 persen.
Hal ini memenuhi target dari Provinsi Jawa Tengah, sebesar 3,5 persen setiap tahunnya. Sehingga dapat tercapai target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024.
Langkah Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam penekanan angka stunting ini, mendapatkan apresiasi dari Pj Bupati Banjarnegara, Tri Harso Widirahmanto.
“Harus ada komitmen dari seluruh stakeholder yang ada di Banjarnegara, sehingga program dan kegiatan cegah stunting dapat terealisasi dengan baik,” katanya (11/7/2023).