SERAYUNEWS- Warga di beberapa desa di Kecamatan Purwonegoro Banjarnegara, kembali mengeluhkan kondisi air di Sungai Sapi. Pasalnya, sungai Sapi kembali keruh dan berubah warna seputih susu.
Sehingga warga tidak dapat memanfaatkan air, padahal saat ini sudah tidak ada hujan hampir dua minggu belakangan.
Bursin, warga Kaliajir mengatakan, tercemarnya sungai sapi akibat cucian pasir sudah berlangsung bertahun-tahun. Hal begini terjadi sejak adanya usaha pencucian pasir di bagian atas sungai.
“Saat musim hujan, tidak terlalu jadi keluhan warga. Ini sudah bertahun-tahun pencemaran ini dan apa tidak bahaya bagi kesehatan?” katanya, Rabu (22/5/2024).
Menurut Bursin, beberapa kali sebenarnya warga di sepanjang sungai tersebut memperingatkan para pengusaha cucian pasir agar berhati-hati. Mereka juga menuntut supaya mencari cara, agar tidak membuang cucian ke sungai.
Namun, kata dia, saat warga ramai protes, cucian akan berhenti. Tapi tidak lama, akan mencuci lagi sehingga tercemar lagi.
“Beberapa hari ini sudah tidak ada hujan. Ini sudah membuat warga marah namun tidak tahu lagi harus berbuat apa,” katanya.
Darto, warga lainnya mengatakan, dia tidak habis pikir apa yang ada di benak para pelaku pencemaran Sungai Sapi.
“Apa mereka tidak tahu kalau banyak warga yang menggunakan air Sungai Sapi untuk keperluan pribadi maupun pertanian. Kemana lagi kami harus meminta perhatian agar masalah ini bisa selesai. Jangan saat masyarakat ramai baru ada perhatian,” katanya.
Warga berharap agar pemerintah melalui instansi terkait seperti Polisi atau Satpol PP, dapat segera bertindak dan peka terhadap kepentingan masyarakat. Terlebih, beberapa sumber air bersih warga sudah mulai mengering dan ‘asat’.
“Jika tidak ada perhatian dan cuaca makin kering sehingga kebutuhan air warga menjadi mendesak, warga mungkin tidak akan tinggal diam.