SERAYUNEWS– Setelah mengumpulkan informasi atas insiden pengeroyokan yang menimpa seorang wasit pada pertandingan Final Turnamen Tarkam Bener Bersatu Cup 2024 Piala Bupati Kabupaten Semarang, akhirnya Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) buka suara.
Dalam keterangan melalui laman dan akun media sosial resminya, Rabu (5/6/2024), Andritany Ardhiyasa selaku Ketua APPI menyampaikan beberapa poin-poin penting buntut kejadian ini.
Salah satu komitmen adalah pihaknya tidak akan memberikan bantuan hukum kepada para pemain profesional yang terlibat. Apabila, benar-benar terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang ramai dibicarakan sekalipun mereka merupakan anggota dari organisasi itu.
“APPI mewakili seluruh pesepakbola profesional di Indonesia tentunya berharap kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi dan pertandingan sepakbola di manapun dapat berjalan secara aman, kondusif dan menyenangkan sebagaimana seharusnya,” tulis keterangan resmi APPI.
Seperti kita ketahui bersama, laga puncak Tarkam tersebut mempertemukan antara Putra Bakti FC Patemon Kabupaten Semarang dengan Ar Raffi FC Ampel Boyolali di Lapangan Pule Tugu Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, pada Minggu (2/6/2024).
Kericuhan terjadi pada penghujung pertandingan saat wasit yang bertugas memberi penalti kepada Ar Rafi FC yang memicu protes keras dari pemain PS Putra Bakti dan penonton.
Selanjutnya, beberapa nama pemain yang dilaporkan oleh kuasa hukum korban ialah Bayu Pradana (Barito Putera), Komarudin (Persikabo/Eks Persekat Tegal). Lalu, Ilham Mahendra (Barito Putera), Hery Susanto (Eks Persita Tangerang), Heru Setyawan (Eks Kalteng Putra), dan Khrisna Sulistya (PSIM Yogyakarta).
Selain itu, turut menjadi terlapor yaitu Wahyu Wijiastanto. Bek legendaris mantan Timnas Indonesia itu ikut serta melalukan aksi brutal terhadap pengadil lapangan.
Tak hanya pemain di atas, pengurus APPI yaitu Bagas Kaffa sempat terseret karena membela klub yang melakukan aksi kekerasan. Dia saat ini menjabat sebagai executive dalam struktur organisasi.
Namun, setelah mengkonfirmasi bahwa ia membantah ikut melakukan pemukulan. Saat itu, peraih medali Emas Sea Games tersebut tampil bersama saudara kembarannya yakni Bagus Kaffi dan hanya memisahkan rekan-rekannya saja.
Berikut adalah pernyataan lengkap APPI menyikapi insiden Tarkam berujung ricuh dan pengeroyokan wasit di Kabupaten Semarang:
1. Bahwa para pesepakbola profesional seharusnya dapat lebih arif dan bijaksana dalam memilih pertandingan non resmi seperti fun football atau tarkam agar tidak mencederai standar profesionalitas pesepakbola profesional.
2. Bahwa dalam insiden yang sedang ramai saat ini perlu penelaahan lebih lanjut apakah hal tersebut merupakan pertandingan tarkam atau undangan pejabat setempat yang tidak dapat terhindarkan dan dilakukan tanpa bayaran.
3. Bahwa akibat dari insiden tersebut terdapat adanya korban dan yang bersangkutan ingin memproses secara hukum, jika memang benar adanya dan dapat terbukti bahwa adanya keterlibatan pesepakbola sebagai salah satu pelaku, maka APPI berkomitmen untuk tidak memberikan bantuan hukum kepada pesepakbola tersebut.
4. Bahwa APPI mendukung untuk adanya upaya penyelesaian secara hukum agar pemberitaan yang berkembang saat ini tidak mengarah ke fitnah/tuduhan tak berdasar dan dapat terselesaikan dengan sebagaimana mestinya.
Demikianlah bunyi pernyataan resmi APPI. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang kembali dan menjadi pembelajaran bagi pecinta sepakbola Tanah Air.