SERAYUNEWS – Selama Lebaran 2025, tarian Letkajenkka mendadak viral hingga menjadi bahan konten di media sosial (medsos), khususnya yang video bertema bagi-bagi Tunjangan Hari Raya (THR).
Mulai dari TikTok, Instagram, hingga Facebook, tak sedikit pengguna berbagai platform tersebut beramai-ramai memperagakan tarian in.
Mereka juga sambil membagikan amplop THR kepada keluarga, teman, atau bahkan kepada followers mereka.
Namun, di balik kehebohan ini, banyak warganet mulai bertanya-tanya, “Dari mana sebenarnya asal-usul tarian Letkajenkka?”
Dan mengapa tarian ini disebut-sebut memiliki kemiripan dengan tarian dalam tradisi Yahudi?
Popularitas Letkajenkka di kalangan warga +62 bermula dari menjamurnya tren baru saat membagikan THR.
Tren tersebut yakni gerakan melompat-lompat ataupun menari lalu kemudian maju sambil mengambil THR masing-masing.
Namun, sejumlah pengguna medsos mulai mengaitkan Letkajenkka dengan tarian Yahudi karena meanggap gerakannya mirip.
Hal inilah yang memunculkan rasa penasaran banyak orang.
Lantas, apakah benar Letkajenkka merupakan bagian dari budaya atau kepercayaan tertentu?
Berlawanan dengan isu yang beredar, influencer Bunda Corla menjelaskan tarian Letkajenkka tidak memiliki kaitan sama sekali dengan budaya atau tradisi keagamaan Yahudi.
Menurut dia, tarian ini justru berasal dari negara Finlandia, sebuah negara di wilayah Eropa Utara yang dikenal dengan keindahan alam serta budaya rakyatnya.
Pernyataan ini ia utarakan dalam postingan IG (Instagram) @corla_2 terbarunya.
Corla menegaskan bahwa Letkajenkka adalah bentuk tarian rakyat yang bersifat hiburan, tanpa mengandung unsur pemujaan, kepercayaan, atau simbolisme agama apa pun.
Sementara itu, Letkajenkka, atau yang sering disebut sebagai “Penguin Dance” memiliki sejarah panjang yang menarik.
Konon, tarian ini merupakan turunan dari jenis tarian lama Eropa bernama Schottische, yang populer pada abad ke-19.
Di Finlandia, bentuk tarian Schottische kemudian diadaptasi menjadi Letkajenkka dengan irama yang lebih cepat dan langkah-langkah yang lebih dinamis.
Gerakan tarian Letkajenkka juga diketahui memiliki kemiripan dengan tarian populer dari Amerika Serikat pada tahun 1950-an yang disebut Bunny Hop.
Diyakini, para mahasiswa Finlandia yang pernah berstudi di Amerika membawa kembali gerakan Bunny Hop setelah melihatnya ditampilkan dalam acara TV populer, seperti Bandstand.
Bedanya, jika Bunny Hop diawali dengan langkah kaki kanan, Letkajenkka justru dimulai dengan langkah kaki kiri, seperti yang terlihat dalam berbagai dokumentasi televisi dan film yang merekam tren ini saat sedang populer di Finlandia.
Menariknya, Letkajenkka tidak hanya berkembang di Finlandia.
Sejarah menunjukkan bahwa Albania dan Romania juga memiliki versi lokal tarian yang mirip dengan Letkajenkka.
Hal ini membuktikan bahwa gerakan dansa rakyat ini menyebar dan beradaptasi di berbagai negara Eropa dengan variasi yang khas di setiap tempatnya.
Tarian Letkajenkka yang viral sebagai pengiring joget THR di medsos ternyata berasal dari Finlandia.
Meski sejumlah sumber menyebut Letkajenkka berasal dari salah satu negara di Eropa tersebut, perdebatan belum sepenuhnya mereda.
Ada pihak yang meyakini bahwa kesamaan ritme dan pola gerakan dengan tarian Yahudi—seperti Hora Dance—tidak bisa diabaikan.
Sementara, ada pula yang menanggap bahwa hal ini murni hanyalah tarian.
Sehingga, asal-usul Letkajenkka masih menjadi perdebatan di tengah publik, terutama ketika ditarik ke dalam konteks simbolik atau budaya.***