SERAYUNEWS – Bulan puasa Ramadhan segera berakhir, dan kita kini memasuki hari ke-28, di mana tantangan terbesar sering kali justru datang di detik-detik terakhir ini.
Setelah hampir sebulan penuh berpuasa, banyak di antara kita yang mulai merasakan godaan untuk melonggarkan ibadah, menunda kebaikan, atau bahkan lalai dalam menjaga hati dan ucapan.
Padahal, justru di hari-hari terakhir Ramadhan, kita dianjurkan untuk semakin meningkatkan ketakwaan dan menjaga kesempurnaan ibadah kita.
Oleh karena itu, dalam kultum subuh kali ini, sudah sepatutnya untuk dibahas mengenai pentingnya menjaga godaan di penghujung Ramadhan, agar amalan yang telah kita bangun selama sebulan penuh tidak sia-sia.
Untuk itu, berikut adalah teks kultum subuh lengkap tentang godaan di hari-hari terakhir puasa.
Bismillahirrahmanirrahim
Assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang masih memberikan kita kesempatan untuk menjalani ibadah di bulan suci Ramadhan hingga hari ke-28 ini.
Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Tidak terasa Ramadhan hampir mencapai akhirnya. Setelah sebulan penuh kita berjuang melawan hawa nafsu, menahan lapar dan dahaga, serta meningkatkan ibadah, justru di hari-hari terakhir ini kita menghadapi ujian yang tidak kalah berat.
Godaan untuk mengendurkan semangat ibadah, menunda kebaikan, bahkan tergoda kembali dengan kebiasaan buruk sebelum Ramadhan bisa datang kapan saja.
Padahal, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan kita untuk meningkatkan ibadah di sepuluh hari terakhir Ramadhan, bukan malah menguranginya.
Dari Aisyah RA, Rasulullah berkata:
“Apabila telah masuk sepuluh hari terakhir Ramadhan, Rasulullah SAW mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari hadits ini, kita bisa mengambil pelajaran bahwa justru di akhir Ramadhan kita harus semakin bersungguh-sungguh dalam beribadah.
Jangan sampai kita terlena dengan persiapan menyambut Idul Fitri, sibuk berbelanja atau merancang perjalanan mudik, hingga lupa bahwa kita masih berada di bulan penuh keberkahan.
Jemaah sekalian,
Salah satu godaan terbesar di akhir Ramadhan adalah rasa puas diri.
Kita merasa sudah cukup beribadah selama hampir sebulan, sehingga merasa boleh sedikit bersantai.
Padahal, Rasulullah mengingatkan bahwa amal itu tergantung akhirnya.
Jika di awal Ramadhan kita begitu semangat beribadah, tetapi di akhirnya kita lalai, maka dikhawatirkan amal kita tidak mencapai puncak kesempurnaan.
Dalam Quran Surat Ali ‘Imran ayat 102 berbunyi:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ١٠٢
Yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”
Dari ayat ini, kita diajarkan bahwa ketakwaan bukan hanya dijaga di awal atau pertengahan Ramadhan, tetapi harus terus dipertahankan hingga akhir, bahkan sepanjang hidup kita.
Lalu, bagaimana cara agar kita bisa menjaga godaan di penghujung Ramadhan?
Pertama-tama, jangan sampai kita mengurangi intensitas ibadah.
Jadi, tetaplah perbanyak shalat malam, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir sebagaimana yang telah kita lakukan di awal Ramadhan.
Kemudian yaitu dengan selalu berdoa setulus hati di penghujung bulan Ramadhan ini.
Adapun salah satu doa terbaik yang bisa kita panjatkan adalah doa yang diajarkan Rasulullah yakni:
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ اَلْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī
Yang Artinya: “Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf yang pemurah. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkanlah aku (maafkanlah kami)”
Selanjutnya yaitu jangan sampai terlena karena kesibukan akan kebutuhan kita sendiri.
Kebutuhan kita semua memang penting, apalagi jelang datangnya Hari Raya Idul Fitri, tetapi jangan sampai mengurangi fokus kita dalam beribadah.
Jangan biarkan diri kita sibuk dengan dunia hingga kehilangan kesempatan emas di akhir Ramadhan.
Di antara malam-malam terakhir ini, ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu Lailatul Qadar.
Jangan sia-siakan kesempatan untuk mendapat pahala beribadah setara dengan ibadah selama lebih berpuluh-puluh tahun.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Ramadhan ini akan segera pergi meninggalkan kita. Tidak ada jaminan bahwa tahun depan kita masih bisa bertemu dengannya.
Maka, jangan sampai kita menyesal karena menyia-nyiakan kesempatan berharga ini.
Untuk itu, mari kita kuatkan diri untuk tetap istiqamah dan mengakhiri Ramadhan dengan husnul khatimah, agar kita keluar dari bulan suci ini sebagai pribadi yang lebih baik dan lebih bertakwa.
Semoga Allah menerima semua amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan mempertemukan kita kembali dengan Ramadhan di tahun yang akan datang. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
Hadirin yang dimuliakan Allah
Demikian yang bisa saya sampaikan, apabila ada kurang lebihnya saya mohon maaf. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nah itu tadi kultum subuh hari ke-28 Ramadhan yang bisa jadi bahan referensi.***