SERAYUNEWS – Dapatkan teks pidato amanat pembina upacara Senin, 28 April 2025. Setiap hari Senin, pelaksanaan upacara bendera di sekolah menjadi momen penting untuk menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, nasionalisme, dan semangat belajar kepada para siswa.
Tidak hanya sekadar seremoni, upacara bendera juga menjadi sarana komunikasi efektif antara pembina dengan peserta didik.
Pada Senin, 28 April 2025, pelaksanaan upacara bendera memiliki makna khusus karena bertepatan dengan Hari Puisi Nasional.
Hari Puisi Nasional diperingati setiap tanggal 28 April untuk mengenang penyair legendaris Chairil Anwar yang meninggal pada tanggal tersebut pada tahun 1949.
Momen ini bisa dijadikan sebagai sarana edukasi dan motivasi bagi siswa agar mencintai karya sastra, terutama puisi, sebagai bagian dari pembentukan karakter dan kreativitas.
Berikut ini contoh teks pidato amanat pembina upacara bendera Senin, 28 April 2025, yang dapat digunakan oleh guru atau pembina upacara di sekolah:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Yang saya hormati Bapak/Ibu guru serta staf tenaga kependidikan,
Yang saya banggakan anak-anakku peserta upacara yang saya cintai dan saya harapkan menjadi generasi emas bangsa.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, kita semua dapat berkumpul pada pagi hari ini dalam keadaan sehat untuk melaksanakan upacara bendera Senin, 28 April 2025.
Anak-anak yang saya banggakan,
Tahukah kalian bahwa hari ini, 28 April, merupakan Hari Puisi Nasional? Tanggal ini dipilih untuk mengenang salah satu penyair besar tanah air, Chairil Anwar, yang telah memberikan sumbangsih luar biasa terhadap dunia sastra Indonesia.
Chairil Anwar pernah menulis dalam puisinya yang terkenal, “Aku ini binatang jalang, dari kumpulannya terbuang…” Sebuah penggalan puisi yang menggugah perasaan dan menyentuh jiwa. Lewat karya-karyanya, ia menyuarakan semangat kebebasan, kemanusiaan, bahkan perjuangan.
Anak-anak sekalian,
Peringatan Hari Puisi Nasional bukan hanya sekadar mengenang sosok Chairil Anwar, melainkan juga menjadi momentum untuk menanamkan kecintaan terhadap literasi, seni, dan ekspresi diri. Puisi adalah cara kita berbicara kepada dunia, menyampaikan rasa, mengolah kata, dan mengekspresikan nilai-nilai kehidupan.
Saya mengajak kalian semua, mulai hari ini, untuk lebih menghargai karya sastra. Cobalah membaca satu puisi setiap minggu. Bahkan, tak ada salahnya mulai mencoba menulis puisi sendiri. Kalian bisa menuangkan perasaan, mimpi, cita-cita, atau bahkan persoalan kehidupan dalam baris-baris kata yang indah.
Kreativitas bukan hanya milik seniman, tapi milik semua orang. Dan menulis puisi adalah salah satu jalan untuk menyalurkan potensi kreatif itu.
Anak-anak yang saya cintai,
Selain memperingati Hari Puisi Nasional, mari kita juga tetap menjaga semangat belajar, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Ingat, setiap hari adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik. Sekecil apapun langkah perbaikan yang kalian lakukan hari ini, akan menentukan masa depan yang lebih cerah.
Akhir kata, saya ingin mengutip satu bait puisi Chairil Anwar yang sederhana tapi penuh makna:
“Sekali berarti,
sudah itu mati.”
Artinya, dalam hidup ini kita harus bermakna, bermanfaat, dan tidak hidup sia-sia. Mari kita isi hari-hari kita dengan hal-hal positif dan bermakna bagi diri sendiri, keluarga, sekolah, dan bangsa Indonesia.
Demikian amanat yang dapat saya sampaikan. Semoga Hari Puisi Nasional ini menjadi titik awal lahirnya generasi muda Indonesia yang cerdas, berbudaya, dan berkarakter kuat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat memperingati Hari Puisi Nasional.
Salam literasi dan semangat berkarya!
Teks pidato di atas dapat dijadikan referensi oleh guru atau pembina upacara di sekolah dalam menyampaikan amanat pada upacara bendera hari Senin, 28 April 2025. Dengan mengangkat tema Hari Puisi Nasional, siswa tidak hanya mendapatkan motivasi akademik, tetapi juga dorongan untuk mengembangkan sisi humanis dan kreatifnya melalui sastra.
Menggunakan momen-momen peringatan seperti ini secara efektif akan memperkuat nilai pendidikan karakter di sekolah. Semoga contoh pidato ini bermanfaat dan bisa menginspirasi seluruh warga sekolah untuk lebih mencintai dunia literasi dan puisi.