Purwokerto, serayunews.com
Terlebih untuk tahun 2022 dan 2023 ini, antara angkutan Natal dan tahun baru (nataru) dengan angkutan Lebaran berdekatan. Sehingga ayah empat anak ini akan menghabiskan waktu libur untuk mengawal angkutan Lebaran. Setelah sebelumnya, libur akhir tahun juga ia lewatkan di tempat kerja.
“Sudah terbiasa selama berpuluh-puluh tahun, jika Lebaran keluarga tidak pernah berkumpul komplet. Karena bapak saya dulu juga bekerja di PT Kereta Api Indonesia (KAI),” ucapnya, Jumat (20/1/2023).
Setelah selesai dengan angkutan nataru, saat ini Daop 5 tetap bekerja keras melakukan pemantauan kondisi jalur. Mengingat musim hujan prediksinya sampai dengan Maret mendatang. Krisbiyantoro menyebut, pada musim hujan kewaspadaan lebih ekstra. Hal tersebut berlaku pada semua jajaran manajemen PT KAI. Sebab, sistem perkerjaan semua saling terkait.
“Kerja ekstra ini pada semua manajemen. Misalnya bagian prasarana, alat persinyalan serta jalur, juga tidak lepas dari bagian sarana dan juga tak terlepas dari bagian administrasi. Sehingga semua jajaran terlibat dalam kerja ektra ini,” terangnya.
Di wilayah Daop 5 sendiri ada 25 titik rawan. Kerawanan tersebut berasal dari faktor alam yang berpotensi memicu banjir ataupun longsor. Selain memantau secara rutin, Daop 5 Purwokerto juga menempatkan alat material untuk siaga (amus) pada beberapa titik. Pada titik-titik khusus yang perlu penjagaan, akan diterjunkan petugas.
Sementara kewaspadaan titik rawan bencana masih berlangsung, Daop 5 juga sudah harus mempersiapkan angkutan Lebaran. Mengingat untuk momentum besar seperti nataru dan Lebaran, persiapan sudah harus sejak 3 bulan sebelumnya.
“Jika nanti sudah memasuki pendirian posko, maka 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah Lebaran, tidak boleh meninggalkan daerah operasi. Itu sudah aturan baku,” kata Krisbiyantoro.
Lelaki kelahiran 23 April 1975 ini mengatakan, anak-anaknya sudah terbiasa hidup mandiri dan hanya dalam kondisi khusus saja. Mereka akan menghubunginya atau memintanya pulang. Sedang keseharian, komunikasi cukup melalui telepon.
“Sejak awal bergabung di PT KAI, saya sudah paham risiko kerjanya dan keluarga juga memahami. Karena bagi kami yang terpenting adalah memastikan angkutan berjalan lancar dan aman,” tuturnya.
Krisbiyantoro sendiri sudah 27 tahun bergabung di PT KAI. Sebelum bertugas di Daop 5 Purwokerto, ia bekerja di Daop 4 Semarang selama 3 tahun 7 bulan dan sebelumnya, ia bertugas di Cirebon selama 3 tahun serta di Jember selama 1 tahun 2 bulan dan beberapa Daop lainnya juga pernah menjadi tempatnya bertugas.