CILACAP,SERAYUNEWS.COM-Megahnya terminal Cilacap yang baru saja diresmikan pada Juli Lalu kini tak seramai dulu. Meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi baik roda dua maupun empat, menjadi penyebab angkutan umum semakin ditinggalkan. Penumpang angkutan umum masih ada, tetapi jumlahnya terus berkurang setiap tahunya. Hal itu juga terlihat dari pengurangan armada dari penyedia jasa angkutan. Dari armada bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), Antar Kota Antar Provinsi (AKP) bahkan angkutan kota jumlahnya terus mengalami penurunan setiap tahunnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Cilacap, Tulus Wibowo mengakui masyarakat pengguna angkutan umum masih ada meskipun jumlahnya terus berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, jumlah angkutan kota yang beroperasi setiap harinya hanya sekitar 40 armada. Jumlah tersebut terus menurun sejak awal tahun 2000 dari yang terdata sekitar 160 lebih. Sementara jumlah bus AKDP yang beroperasi rutin di Terminal Cilacap juga kurang dari 40 unit. Sedangkan jumlah bus AKP sebanyak 60 unit.
Menurutnya, dengan kondisi lalu lintas kota Cilacap yang berbeda dengan kota besar lainnya, penggunaan kendaraan pribadi dipilih masyarakat karena lebih praktis. Seperti pengurangan penumpang angkutan kota yang sebelumnya didominasi para pelajar.
“Tidak bisa dipungkiri lagi memang. Contohnya seperti pelajar yang sebagian besar menggunakan sepeda motor. Yang dari arah Menganti atau Karang kandri, bisa naik angkot 2 kali. Biaya itu menjadi perhitungan masyarakat bila menggunakan motor,” jelasnya.
Terkait dengan kondisi armada yang dinilai membutuhkan peremajaan, Tulus menyatakan hal itu sudah dibicarakan dengan para penyedia jasa angkutan. Menurutnya, para pengusaha sebenarnya mampu untuk mengganti atau meremajakan armadanya agar lebih bagus. Namun, ada keraguan para penyedia jasa angkutan dengan melihat kondisi di lapangan. Untuk itu, pihaknya kembali akan mengkaji dan membicarakan dikaji dan dibicarakan lagi dengan p
“Pengguna jasa angkutan banyak mengeluhkan bus atau angkotnya jelek jelek. Tetapi penyedia jasa angkutan juga ragu ragu, apakah penumpang jadi tambah banyak bila nanti armadanya diganti lebih bagus. Kami nanti akan undang para penyedia jasa angkutan agar bisa membuat terobosan dengan armada yang atau bus yang lebih berkelas,” ungkapnya.
Meski demikan, kata dia, pihaknya melakukan berbagai upaya agar minat masyarakat menggunakan transportasi umum meningkat. Hal itu dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan kendaraan di jalan raya dan mengurangi resiko kecelakaan lalu lintas. Bahkan, salah satu penyedia jasa angkutan yang biasa melayani penumpang tujuan Cilacap – Yogyakarta, akan membuka trayek baru tujuan Semarang. Sebanyak delapan unit armada tujuan Cilacap Semarang, menurut rencana akan disiapkan pada September mendatang. Pemkab Cilacap juga masih menunggu rencana Pemprov Jateng yang akan membuka koridor 1 Bus Rapip Transit (BRT) di wilayah Banyumas dengan jalur Purwokerto Purbalingga. Apabila koridor 1 BRT Purwokerto Purbalingga sudah beroperasi, maka BRT Cilaca – Purwokerto juga akan dibuka.
“Untuk meningkatkan minat masyarakat memang perlu banyak terobosan. Salah satunya dengan BRT seperti yang sedang di gagas Pemprov Jateng. Untuk Cilacap, nanti setelah Koridor 1 Purwokerto Purbalingga beroperasi,” jelasnya.
Baca Juga :
Keluhan para sopir bus dan angkutan umum terkait sepinya penumpang, dirasa terus berkurang sejak 2017 lalu. Seorang sopir angkutan kota jurusan Damalang, Supriyono mengatkan, berdasarkan keluhan para sopir angkot memang yang terjadi saat ini terjadinya penurunan jumlah penumpang. Hal tersebut menurutnya terus terjadi setiap tahunnya sejak 2007 lalu dengan kisaran jumlah penurunan sekitar 30 persen.
“Sejak tahun 2007 mulai penyusutan, penurunan 30 persen setiap tahunnya,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan sopir bus jurusan Cilacap Purwokerto. Darto yang sudah bertahun tahun menjadi sopir bus jurusan yang dulunya ramai penumpang itu, mengaku hanya mengandalkan para pelajar. Jumlah penumpang yang dulu pada akhir pekan selalu ramai, kini semakin sepi.
“Sudah banyak motor dan mobil pribadi. Jadi ya hanya mengandalkan pelajar dan orang orang pasar,” ujarnya.