Manager Angkutan Penumpang Aditya Darna mengatakan, selain tanggal 23 Desember dan 3 Januari, tiket yang terjual baru 35 persen. Masih minimnya tiket yang terjual karena dua hal.
Pertama, adanya pengurangan volume penumpang di tengah pandemi Covid-19. Kedua, kecenderungan penumpang saat ini baru membeli tiket pada H-3 atau H-6 menjelang keberangkatan.
“Kalau dulu itu H-30, H-60 sudah pesan, sekarang karakteristiknya penumpang baru memesan tiket menjelang keberangkatan H-3 atau H-6. Jadi kalau dibilang sedikit, karena masih lama (prediksi pemesanan tiket, red),” ujarnya, Jumat (18/12/2020).
Sementara itu menurut Kepala Daop 5 Purwokerto, Agus Setiyono, memang di masa Covid-19 ini, ada pengurangan jumlah penumpang. Dimana tahun lalu kuota Nataru mencapai 220 ribu penumpang, sedangkan tahun ini dibatasi.
“Tahun ini, karena pandemi target kami 67 ribu penumpang saja, itu sesuai instruksi dari Dirjen KAI (Perkeretaapian),” kata dia.
Selain itu, pihaknya juga tengah memetakan, lokasi-lokasi yang dianggap rawan. Dimana hasil penelusuran pihaknya, di wilayah Daop 5 Purwokerto, ada 11 titik rawan, baik rawan longsor, bencana alam, dan lainnya.
“Sebenarnya ada tujuh, tetapi karena hujan bertambah empat. Seperti di wilayah Gandrungmangu, Sidareja itu ada tiga titik, Banyumas di Kebasen satu titik,” kata dia.
Untuk menjaga perjalanan KA tetap aman, pihaknya melakukan penjagaan khusus, dan secara intensif melakukan penjagaan oleh petugas.
“Kemudian kami juga sudah melakukan perbaikan, dengan adanya penutupan longsor, seperti dibronjong, kemudian ada perbaikan drainase, dan tentunya ada petugas penjagaan di daerah rawan,” ujarnya.