SERAYUNEWS – Tradisi kepungan untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad S.A.W. termasuk salah satu perayaan yang sangat berkembang di Indonesia, terutama di wilayah Jawa.
Tradisi ini merupakan kegiatan berkumpul, membaca doa, sholawat, tahlil untuk Nabi Muhammad, serta menikmati hidangan yang telah disiapkan secara bersama-sama.
Istilah kepungan berasal dari kata “kepung” yang berarti mengelilingi atau berkumpul.
Tradisi memperingati Maulid Nabi mulai dikenal pada masa kekuasaan Dinasti Fatimiyah di Mesir sekitar abad ke-10 Masehi. Dari sana, tradisi ini menyebar ke berbagai wilayah Islam, termasuk Nusantara.
Di Indonesia, Maulid Nabi sudah diperingati sejak masuknya Islam melalui para ulama, wali, dan penyebar agama. Mereka mengemas peringatan Maulid dengan budaya lokal agar mudah diterima masyarakat.
Adapun makna yang terkandung dalam menjalankan tradisi kepungan di Indonesia:
Sebagian besar masyarakat Indonesia melaksanakan tradisi kepungan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Sangat indah merasakan perayaan Maulid Nabi di Indonesia. Ada banyak tradisi dan nilai keberkahan yang bisa dipetik dari momen ini. Menariknya, setiap daerah memiliki cara berbeda dalam memperingatinya.
Perbedaan ini justru memperlihatkan betapa kayanya budaya Islam Nusantara dalam menghidupkan Maulid Nabi.
Tradisi kepungan Maulid Nabi Muhammad S.A.W. adalah simbol sederhana namun sarat makna. Bukan hanya tentang makan bersama, tetapi juga doa, kebersamaan, dan kecintaan umat Islam kepada Rasulullah.
Dalam lingkaran kepungan, masyarakat diajak untuk duduk sejajar tanpa memandang derajat, melambangkan nilai kesetaraan.
Melalui tradisi ini, kita belajar bahwa kebersamaan, gotong royong, dan cinta kepada Nabi Muhammad S.A.W. tetap bisa dijaga dengan cara sederhana namun penuh keberkahan.