SERAYUNEWS – Sedang tranding di media sosial, baik Instagram, X (dahulu Twitter), TikTok dan platform lainnya yang menggaungkan sebuah unggahan dengan gambar “All Eyes On Rafah”.
Tercatat, di Instagram sampai artikel ini ditulis pukul 18.30 WIB, sudah terdapat sebanyak lebih dari 11,5 juta balasan di unggahan cerita. Lalu, di X melebihi 7.835 postingan oleh beberapa akun.
Hal ini, tentu tidak bisa mengabaikan peristiwa yang menimpa daerah itu. Kalimat atau tagar ini juga digunakan sebagai bentuk kepedulian terhadap konfilk yang masyarakat Palestina alami hingga sekarang.
Melansir dari berbagai sumber, Rafah sendiri merupakan kota yang terletak di bagian paling selatan dari wilayah Gaza, negara Palestina. Daerah ini memiliki luas 64 Km persegi. Sebelum perang berlangsung, diprediksi ada sekitar 275.000 orang tinggal di sana.
Selanjutnya, secara harfiah “All eyes on Rafah” artinya adalah “Semua mata tertuju pada Rafah.” Ungkapan ini digunakan untuk menggambarkan situasi ketika semua mata terfokus dan tertuju pada Rafah.
Merangkum dari laman PantherNOW, seruan All Eyes on Rafah muncul saat negara Israel menyerang Rafah pada bulan Februari 2024 lalu.
Trendingnya kata tersebut setelah Zionis membombardir lokasi pengungsian yang dipenuhi oleh warga Gaza di Rafah pada Minggu (26/5/2024) malam. Akibatnya, sedikitnya 40 orang dilaporkan dalam keadaan syahid atau meninggal dunia.
Adapun, video-video yang dilansir dari jurnalis media-media setempat menunjukkan bahwa api berkobar di dalam kamp pengungsian yang dikelilingi tembok seng tersebut.
Korban dengan luka bakar parah juga terlihat dievakuasi dari lokasi pengeboman. Lalu, jenazah bayi-bayi dengan kondisi mengenaskan terlihat dijejerkan di lantai rumah sakit.
Digunakan sebagai pengganti bendera Palestina yang sering kali mengalami shadow banned. Kini, simbol semangka banyak sudah umum dipakai oleh masyarakat dunia untuk menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat Palestina.
Tak hanya itu, muncul sebuah seruan “Occupation No More” yang memiliki makna sebagai bentuk penolakan okupasi. Hal ini mengekspresikan perlawanan terhadap penjajahan kependudukan Israel di Palestina, serta menuntut hak asasi manusia rakyat Palestina terpenuhi. Dan masih banyak slogan bentuk dukungan lainnya.